Thursday, March 31, 2011

Sepenggal Kata


Senja kian tua. Getaran nafas kita, berteriak dalam kenaifan. Cinta memainkan lakonnya.
"Sudahlah, tak ada yang patut disalahkan, kita begitu berbeda dalam banyak hal, kecuali rindu yang belum kunjung habis."
Atau hujan bergerombol membelai kulit wangimu, dan kedinginan terus mengintaimu.

(Banjarmasin Post, Minggu, 7 Agustus 2011)

Friday, March 4, 2011

Secangkir Teh di Malam yang Berkabung


Biar kupinjam lelah penatmu yang tergulir pada paragraf-paragraf yang belum selesai
Tua menghitung waktu demi waktu berlumur teh
Karena giliranmu telah sampai di titik kulminasi paling rindu
Seperti kata dalam benakmu
Seperti bias senja, sebelum hujan satu persatu membasuh hatimu
Lantas, pertanyaan lama itu bisu kembali
Dan sungai menggiring senja ke muara
Kemudian, diam-diam aku melipat malam!

Mandastana, feb 11

(Dimuat di harian Media Kalimantan, edisi Minggu, 3 April 2011  dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)