Sunday, May 12, 2013

Ke Solo, Ikut Asean Blogger Festival Indonesia 2013 #5: Sedikit Kisah dari Balik Istana Keraton Surakarta

kereta uap - kereta wisawa solo
Hari 5
Mengikuti Asean Blogger Festival Indonesia 2013 membuatku selalu berkenalan dengan orang baru, dan orang baru yang kukenal hari ini ialah Agustinus Wibowo, penulis buku-buku catatan perjalanan: Selimut Debu (Gramedia Pustaka Utama, 2010), Garis Batas (Gramedia Pustaka Utama, 2011), dan yang terbaru Titik Nol (Gramedia Pustaka Utama, 2013). Aku berkenalan dengannya ketika sarapan.

Saturday, May 11, 2013

Ke Solo, Ikut Asean Blogger Festival 2013 #4: Perempuan Itu Bernama Mien

aku dan Mien - blogger vietman
Hari 4
May I take a photo with you?
Oh, yes,” jawab Mien, blogger asal Vietnam yang duduk di kursi sampingku.
Itu adalah acara jalan-jalan. Peserta Asean Blogger Festival 2013 dibagi, ada yang ke Candi Sukuh dan ada yang ke Sangiran. Aku dan Pak Samsuni ikut yang ke Sangiran. Awalnya aku cuma tahu Sangiran itu sebuah museum. Begitu kami sampai, barulah aku tahu ternyata Sangiran bukan museum biasa, melainkan museum khusus manusia purba.
Museum yang baru diresmikan tahun 2011 itu memiliki banyak koleksi yang dibagi dalam beberapa ruang pamer. Pintu keluar ruang pamer 1 akan menuju ke pintu masuk ruang pamer 2, pintu keluar ruang pamer 2 akan mengarah ke pintu masuk ruang pamer 3. Dengan model seperti itu, pengunjung rasanya seperti berpetualang. Ada penjaga di tiap ruangan. Ada juga ruangan khusus untuk pemutaran film manusia purba. Pokoknya keren, museum terbaik di Kalsel tak ada apa-apanya sama sekali dibanding museum ini. Namun, meski bagaimanapun, aku tetap tak akan percaya manusia berawal dari kera.

Friday, May 10, 2013

Ke Solo, Ikut Asean Blogger Festival Indonesia 2013 #3: Andai Aku Bisa Ngomong Inggris

cewek cantik dari burma
Hari 3
Acara berupa rangkaian seminar dan diskusi dimulai dari pagi hari. Terhalang teman sekamarku Eriek, duduk seorang cewek cantik dari Burma. Eriek mengajak cewek itu ngomong, mereka pun cas-cis-cus ngomong Inggris. Ah, dari malam tadi orang-orang asik ngomong Inggris dengan peserta-peserta dari luar Indonesia, dan sekarang hal itu kembali terjadi di sampingku. Aku, jangankan bisa ngomong, ngerti pun tidak kalau orang bicara bahasa Inggris.
Kebodohanku akan bahasa Inggris semakin mengejekku ketika moderator dan para panelis menyampaikan materi dengan bahasa Inggris. Aku terpatung, tak mengerti sama sekali, tak mengerti kenapa tiba-tiba peserta tepuk tangan, tiba-tiba peserta tertawa, tiba-tiba peserta berseru-seru.
Kebodohanku itu semakin tampak jelas ketika seorang cewek asing, entah dari negara mana, mau duduk di sampingku. Ia bertanya dengan bahasa Inggris yang kutebak artinya mungkin apakah ia bisa duduk di sampingku. Kujawab, “Yes.. Yes!

Thursday, May 9, 2013

Ke Solo, Ikut Asean Blogger Festival Indonesia 2013 #2: Solo Nyaman, Solo Berkesan

kamar baru
Hari 2

Acara baru akan dimulai malam hari, pukul 19.30. Aku jalan-jalan keliling hotel, melihat-lihat apa saja yang biasa dilakukan orang kaya. Ada kolam renang dan bue berbikini di sini. Ada souvenir-souvenir yang dijual dengan harga berkali-kali lipat. Hotel ini didesain dengan arsitektur jawa. Semua dipoles dengan model yang mengesankan Jawa. Ada peralatan lengkap musik gamelan Jawa. Musik gamelan disetel di lobi dan ruang makan.
Aku sudah menempati kamar baru, tidak lagi sekamar dengan panitia. Satu kamar ada tiga orang, tapi belum ada yang datang selain aku. Peserta mulai berdatangan hari ini. Ah, berarti aku peserta pertama yang datang! :D

Wednesday, May 8, 2013

Ke Solo, Ikut Asean Blogger Festival Indonesia 2013 #1: Pesawat dan Anak Kampung

koper ke swolo
Hari 1

Aku masih ingat, ketika kecil dulu, saat kami bermain di tanah lapang, sebuah pesawat melintas di atas kami. Sangat tinggi, saking tingginya hampir-hampir hanya tampak sebuah titik. Yang pertama melihat pesawat tersebut akan langsung teriak, “Pesawat...!!!”
“Mana? Mana?” tanya kami pada yang pertama melihat. Setelah teman yang pertama melihat tadi pun menunjukkan di mana pesawatnya, kami pun akan langsung ikut teriak, memanggil pilot dan penumpang tersebut, “Pesawat...!!! Pesawat...!!!”
Otak kecil kami waktu itu belum mengerti, bahwa sekencang apa pun urat leher kami berteriak, orang-orang dalam pesawat tak akan mendengar teriakan kami. Pesawat, bagi anak-anak kampung seperti kami, adalah sesuatu yang sangat jauh dan tak mungkin bisa didekati.
***