Tuesday, January 27, 2009

Mendaftar Lomba Catur di SMADA Banjarmasin


Ini adalah kisah yang dimulai dari senja kemarin. Semuanya begitu tiba-tiba. Sebelum adzan magrib berkumandang, Faidur menghampiriku yang duduk di emperan Mushalla."Zian, ikam minta ulahakan surat rekomendasi wadah Pak Widodo lah?"
Ya, aku baru ingat bahwa kami (aku, Faidur, Arief dan M.Noor)akan ikut lomba catur di SMADA Banjarmasin.
"Pabila garang mendaftarnya?" Tanyaku padanya. Kuharap masih ada waktu barang beberapa hari lagi.
"Isuk pang... Isuk terakhir pendaftaran, teknikal mitingnya isuk jua..."

Wednesday, January 21, 2009

Cara Mengganti Template Blog Untuk Pengguna Blogger

Yang paling menentukan penampilan blog kita adalah template. Apabila template yang Anda gunakan bagus, maka orang pun akan betah berkunjung di blog Anda.
Di internet, banyak sekali situs yang menyediakan template-template keren secara gratis, dan di antaranya ialah allblogtools.com
Cara mengganti template dari allblogtools adalah sebagai berikut:
1. Buka http://www.allblogtools.com dengan browser Anda.


2. Di sebelah kiri, tertera kategori-kategori dari template yang disediakan. Pilih kategori yang Anda inginkan.
3. Bila Anda sudah merasa menemukan template yang sesuai dengan keinginan Anda, klik “Read More’ yang ada di bawah gambar template tersebut.
4. Klik judul template tadi untuk mendownloadnya.
5. Setelah proses download selesai, bukalah lokasi dimana file yang telah terdownload tadi lalu extrak file tersebut. File tadi setelah diekstrak akan menjadi beberapa file. Nah, yang kita perlukan adalah file dengan format xml.
6. Sekarang, masuklah ke blogger dan pilih tab “Tata Letak”. Selanjutnya, pilih tab “Edit HTML”.
7. Upload file xml tadi dengan mengklik tombol “Browse...” yang letaknya di atas kode-kode dan cari di mana file xml tadi berada. Jika sudah menemukan, klik “unggah”.
8. Tunggu proses upload selesai. Biasanya, akan ada pesan peringatan bahwa widget akan dihapus, jadi jangan lupa amankan dulu widget Anda sebelum mengganti template. Bila muncul peringatan tersebut, klik tombol “konfirmasi & simpan”
9. Sekarang, template Anda pun sudah berubah menjadi lebih keren dari sebelumnya. Tapi jangan lupa, klik dulu tombol “SIMPAN TEMPLATE” yang ada di bawah.
Bagaimana?

Aku Sekarang

Setelah lama dibuai dunia maya, kini saatnya aku kembali merenungi siapa aku. Ya, aku ini seorang santri, santri Pondok Pesantren Al-Falah Putera yang hari-harinya harusnya dipenuhi lembaran kitab-kitab kuning tanpa baris.
Orang tuaku tentu saja mengharapkanku jadi orang yang “tapakai” di kampung, bisa membaca do’a ini-itu, rajin mengaji, rajin membantu orang tua dan sebagainya. Tapi sampai saat ini yang didapat orang tuaku sepertinya hanyalah kekecewaan. Aku tak sedikit pun seperti yang mereka harapkan.

Dulu, sekali lagi dulu, aku pernah punya keinginan kuliah di Al-Azhar, Kairo, Mesir. Bahkan cita-citaku sampai S3 ! Aku ingin jadi pakarnya ilmu fiqih, bidang yang dulu sangat kugemari. Aku dulu juga pernah berkeinginan bila tamat dari Mesir dan pulang ke tanah air akan mendirikan sebuah pondok pesantren, supaya kondisi akhlak dan moral remaja Indonesia yang sangat parah ini bisa membaik, supaya mereka kenal dengan Tuhan yang telah menciptakan mereka, supaya mereka sadar bahwa semua yang dilakukan di dunia ini akan mendapat balasan setimpal di akhirat kelak.
Yah, tapi itu dulu. Perubahan terus terjadi dalam kehidupanku. Berbagai hal telah membentuk diriku yang saat ini. Satu hal yang sangat berperan serta dalam merubah jalan hidupku adalah internet.
Entah kenapa, sedikit demi sedikit aku mulai dibuat gila oleh internet. Aku mulai tak bisa lepas dari dunia buatan itu. Dan saat ini, internet sudah menjadi rumahku, jadi darahku, jadi bagian yang tak bisa terpisahkan.
Otomatis cita-cita muliaku pun berubah. Sekarang aku ingin nanti kuliah di STMIK saja. Tak apalah, yang penting hobyku tersalurkan. Cita-cita mendirikan pesantrenku juga kuubah dengan mendirikan warnet sekaligus game online, biar aku bisa browsing setiap saat.
Rupanya, perubahan itu membawa dampak besar pada nilai-nilai belajarku. Tak sombong, dulu aku selalu juara satu di kelas, sejak SD bahkan. Tapi kini nilai-nilaiku itu seperti mengalami kejadian persis tragedi yang menimpa pesawat Adam Air dulu, jatuh tak berbekas! Bisa kau bayangkan, aku langsung rangking 12!!!
Sepertinya, itu cuma permulaan kehancuranku. Barangkali, semester berikutnya lebih parah lagi, atau bahakn aku tidak naik kelas.
Saat membaca tulisan ini mungkin kau akan menilaiku kekanak-kanakkan. Tapi memang begitulah aku yang sebenar-benarnya.

Kisah Ikut Acara Ulang Tahun Kayuh Baimbai



Sebenarnya aku bingung mau menulis apa dan dari mana memulainya. Tapi berhubung teman-teman dari Kayuh Baimbai terus memintaku untuk menulis bagaimana perjuangannya ikut acara ulang tahun Kayuh Baimbai yang diadakan pada malam kemarin di Plasa TELKOM, maka baiklah, kucoba saja.
**
Kalau bicara soal perjuangan, tentunya harus kumulai dari siang kemarin, saat aku menerima kabar dari Fahrizal bahwa malam ini(malam rabu) akan diadakan acara ulang tahun Kayuh Baimbai di Plasa TELKOM. Sebenarnya aku sudah yakin bahwa pada malam ini akan diadakan acara, meskipun belum tahu di mana tempatnya.

Dan sebenarnya, aku sudah dengan kukuhnya berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan ikut. Kau pasti sudah bisa menebak apa pasalnya. Ya, dompet santri itu selalu kempesss! Tak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk bisa menyambung hidup di pesantren.
Tapi saat mendengar berita itu entah mengapa hati dan otakku berkombinasi dengan cepatnya dan dengan cepat pula menghasilkan keputusan bahwa: bagaimanapun juga, aku harus ikut!
Langkah awal perjuanganku adalah mencari izin dari wali kelas. Namun sialnya, saat itu ada salah seorang Ustadzah yang wafat dan wali kelasku diminta sebagai pembaca talqin. Itu berarti, beliau tak ada di rumah.
Kutunggu beliau sampai jam 2 lewat 15 menit. Syukurlah, saat tiu beliau sudah ada di rumah.
“Ustadz, ulun handak minta izin...,” kataku memelas seraya menyerahkan kartu izin beserta polpen.
“Ka mana?”
“Bulik ka rumah Ustadz ai...”
“Kanapa?” Tanya beliau lagi.
“Ada acara...,” jawabku tanpa dosa. Dalam hati aku bertutur: acara ulang tahun Komunitas Blogger Kalsel Ustadz ai...
Beliau lalu membuka tutup polpen yang tadi kusodorkan dan mencari kolom di mana beliau mesti membubuhkan tanda tangan. Yes..., ternyata semudah ini...
Tapi, “Acara apa?” Selidik beliau.
Glek! Itulah pertanyaan yang sangat amat tak ingin kudengar, karena aku pasti harus berbohong untuk menjawabnya. Bingung aku harus menjawab apa, namun dengan cepat pikiranku membisikkan: acara selamatan! Soalnya ulang tahun itu biasanya ada selamatannya!. Aha, ide yang bagus!
“Acara selamatan Ustadz ai...”
“Oooh...”
Kuperingatkan padamu, kawan. Janganlah sekali-kali kau melakukan kebohongan seperti yang telah kulakukan ini, karena biasanya itu akan membawamu pada calaka!!!
Beliau pun lalu dengan ikhlasnya (cuma menurutku) menyematkan tanda tangan beliau yang amat tak terhingga nilainya itu di kartu izinku, lalu menyerahkannya.
“Terima kasih Ustadz lah...,” ucapku sambil menerima kartu izin yang beliau sodorkan dan kemudian menyalami beliau.
Yes, yes, yes, yes...
**
Begitulah, selesai sudah masalah izin. Berikutnya lalu masalah bagaimana caraku ke Plasa TELKOM. Untuk kesekian kalinya kutengok lagi isi dompetku. Yah, masih sama, tetap 1 lembar uang 20 ribu. Bisa apa aku dengan uang bergambar pemetik teh itu? Andai saja hari ini sahabatku M. Noor tidak berhalangan, pastilah aku bisa minta kerja samanya (atau lebih tepatnya: bantuannya) lagi.
O iya, uang itu kan cukup untuk ongkos taksi pulang ke rumah meskipun sangat pas-pasan. Ketika sampai di rumah barulah ke Plasa TELKOM pakai motor. Ya, itu keputusan yang paling tepat. Aku pun berangkaaat!
Ah, jangan kau kira semudah itu, kawan. Sebelum bisa keluar melewati POS satpam aku harus menjalani interogasi panjang dari dua orang satpam berwajah sangar dan tasku digeledah habis-habisan. Bahkan, tiap lembar tulisanku di buku tulis yang kubawa tak lepas dari pemeriksaan. Belum lagi di tasku itu juga ada novel Maryamah Karpov dan flashdisk. Dua benda antik itulah yang amat menyita waktuku. Namun dengan keahlian permainan kata-kataku, benda-benda berharga peninggalan zaman purba itu pun selamat sentosa dan sejahtera. Dan aku bisa pulang ke rumah!
**
Di terminal Handil Bakti, seperti biasa, perlu menunggu berjam-jam sampai taksi jurusan Gampa penuh. Sopir taksi terus menawarkan agar para penumpang “bakumpulan” saja untuk menutupi tiga kursi yang masih kosong. Hah, kumpulan dengan apa? Setelah membeli tiket taksi tadi uangku sisa 0 rupiah!!!
Alhamdulillah, alangkah beruntungnya aku kali ini, ada dua penumpang mau “manapali” tiga kursi kosong itu. Berangkaaaaattttt........
**
Sampai di rumah, orang tuaku tidak ada. Yang ada hanyalah kakak perempuanku seorang. Motor yang satunya juga tidak ada, dipakai suami kakakku. Hari pun hujan. Jam 6 lewat, suami kakakku datang, dengan motor tentunya. Langit pun sudah berhenti mengguyurkan hujan. Cihuuyyyy....
Ah, tapi aku tidak bisa pergi begitu saja. Kakakku bersikukuh tak mengizinkanku berangkat kecuali minta izin dulu dengan Ayah. Dengan pulsa yang seadanya, kutelpon Ayah dan kujelaskan di mana aku sekarang dan apa maksudku. Beliau tersentak kaget. Keahlianku bermain kata-kata lagi-lagi sangat diperlukan, dan hasilnya, AKU DIIZINI........!!!!
**
Di halaman Plasa TELKOM itu cuma ada beberapa orang anggota Kayuh Baimbai saat aku tiba. Kusalami mereka. Kemudian satu persatu orang di sana menjadi banyak. Aku pun mulai akrab dengan anggota-anggota Kayuh Baimbai yang lain.
Sesudah lumayan lama, acara dimulai. Ketika Mas Hari (leader Kayuh Baimbai) memberikan sambutan, saat itulah aku merasa jadi tamu yang paling istimewa (tak apa kan?) karena dalam sambutannya itu Mas Hari dengan penuh semangat menceritakan bagaimana perjuanganku bergabung di Kayuh Baimbai, yang mana ceritaku itu kutulis di blog dan kuikutkan dalam lomba memperebutkan domain dan hosting gratis selama satu tahun yang pemenangnya akan diumumkan pada malam ini.
Aku semakin merasa istimewa saat aku juga diminta membacakan doa selamat! Ya, doa selamat yang berarti izinku pada Ustadz tadi tidaklah bohong, hehe...
Kuberitahukan padamu, hanya padamu, kawan. Jadi rahasiakanlah cerita ini. Saat membaca do’a selamat tadi kegugupan menyerangku, yang mana akibatnya mengganggu kerja otak untuk menampilkan memori doa selamat yang dulunya telah kuhapal dengan sebenar-benar hapal. Yang kuingat saat itu cuma awalnya, maka jadilah sambungan do’a tersebut berbahasa Indonesia. Lalu supaya panjang, kulafazkan juga doa-doa untuk saudara Muslimin di Palestina. Haha..., membacanya pun aku “tasulait-sulait”. Kuperingatkan sekali lagi, kawan, jangan kau ceritakan cerita memalukanku ini pada siapapun juga! Cukup kita berdua dan Allah saja yang tahu.
**
Kini tibalah acara pada saat yang ditunggu-tunggu. Apalagi kalau bukan pengumuman pemenang lomba menulis bertema “Aku dan Kayuh Baimbai” yang hadiahnya adalah domain dan hosting gratis selama satu tahu. Ya, satu tahun.
Sejak sambutan Mas Hari tadi aku sudah yakin seyakin-yakinnya, bahwa aku pasti menang. Keyakinanku itu terwujud. Aku menang, kawan! Sekali lagi, AKU MENAAAANG!!!!
Ternyata, masih ada lagi hadiah tambahan dari TELKOM, yaitu hape Flexi layar warna. Nah, ini yang bisa kutunjukkan pada orang tuaku nanti.
Seperti itulah ceritanya, kawanku. Perjuangan itu ternyata asik!
Sebenarnya, menang atau kalah pun tak jadi masalah. Karena bagiku bisa hadir di Plasa TELKOM pun sudah merupakan hadiah yang tak ternilai hingga aku bisa lebih akrab dengan anggota yang lain.
**
Di perjalanan pulang, sambil menahan perutku yang berdendang ria (aku salah prediksi. Kupikir pada acara ulang tahun Kayuh Baimbai tersebut aku akan bertatap muka dengan nasi, ternyata tidak sama sekali...), aku mulai berpikir. Buat apa bagiku domain dan hosting gratis itu? Terus mungkinkah aku bisa bayar untuk tahun yang selanjutnya? Lagi pula, aku tidak bisa sering online. Santri Al-Falah sepertiku ini cuma bisa online satu bulan sekali, yaitu saat pulang bulanan, itu pun bila kondisi dompet mengizinkan.
Cukuplah rasanya ngeblog denganlayanan dari blogger.com plus domain gratisan dot tk. Karena tujuanku berkecimpung di dunia maya ini hanyalah untuk menerbitkan tulisan-tulisanku yang terbengkalai dan memperbanyak teman. Hanya itu.
Mungkin akan lebih baik dan lebih bermanfaat bila hadiahnya diganti dengan uang saja (semoga tulisan ini dibaca oleh sang Admin). Sebab dengan begitu aku bisa mengganti keyboardku di rumah yang saat ini tengah sakit parah dengan yang baru. Bayangkan, huruf yang masih bisa digunakan cuma tinggal Q,W,O,F,Z,X,C dan V !
**
Salam persahabatan untuk semua anggota Kayuh Baimbai, terutama yang malam Rabu kemarin hadir.

Foto-fotonya:







Saturday, January 10, 2009

Lika-Liku Menjadi Anggota Kayuh Baimbai




Pertama aku mengenal Kayuh Baimbai ialah saat membaca harian Radar Banjarmasin. Di sana terpampang satu halaman penuh yang isinya membahas blog. Dan aku pun lalu tahu bahwa ternyata rubrik Blogger itu adalah hasil kerjasama Radar Banjarmasin dengan Kayuh Baimbai, yang ternyata adalah komunitas blogger Kalimantan Selantan yang terbesar.
Segera muncul keinginan saat itu juga untuk bergabung dengan organisasi tersebut. Keuntungan yang bisa kuperolerh bila menjadi anggota tentu saja banyak, sulit aku menjelaskannya.
Singkat cerita, kuajaklah Qori, temanku di Al Falah yang sudah lama sekali berkecimpung di dunia blog dan saat ini dia sudah jadi orang gila (gila blog!), untuk bergabung di Komunitas Blogger Kalsel tersebut.
“Ah, aku rancak dah manakuni buhannya tu Zian ai, tapi kada suah direspond!”
Namun barangkali memang sudah tabiatku yang “pangarasan”. Aku tetap mencoba untuk bergabung. Kutanyakan saja pada beberapa orang anggotanya, toh tak ada salah dan ruginya.


Lalu ketika tiba kesempatan ke warnet,—kubilang kesempatan karena aku adalah seorang santri Pondok Pesantren Al Falah yang sudah sangat terkenal dengan ketatnya peraturan, tak terkecuali izin keluar pondok—langsung saja kubuka kayuhbaimbai.org, dan lewat sana kubuka beberapa blog milik anggotanya. Kutanyakan pada mereka tentang bagaimana caranya bergabung di Kayuh Baimbai. Tapi namanya juga bukan chatting, jadi kesempatan untuk segera menerima jawaban sangatlah kecil.
Beberapa hari setelahnya, dengan meminjam HP milik Khairul, (dia nekad membawa HP ke pondok, padahal sanksi bila sampai ketahuan oleh Ustadz sudah terkenal sangat berat di seantero Al Falah: HP tersebut dibakar dan bila ketahuan lagi langsung dikeluarkan!), kulihat blogku. Siapa tahu dari beberapa anggota yang kutanyai itu ada yang membalas.
Dan benar saja, Chandra (SoulHarmony) dengan sangat amat tegas menulis:
“Saya undang untuk bergabung dengan komunitas blogger kalsel dan ikuti ketentuannya. Salam.
Chandra (085251534313 / 7718393)”
Kalau saja tidak memalukan, mungkin saat itu aku akan melompat dengan setinggi-tingginya dan berteriak “Ciiiiihhhuuuuyyyyyyyy!!!!!!”
Segera kuhubungi Chandra lewat nomor yang ia berikan itu. Lalu dia jelaskan bagaimana cara mendaftarnya. Selain itu dia juga mengajakku mengikuti pertemuan yang akan dilaksanakan pada malam Selasa di Radio Star FM, Banjarbaru. Katanya, setelah kita mendaftar via online, kita tetap tidak bisa jadi anggota bila tidak mengikuti pertemuan semacam itu, istilah mereka KOPDAR (Kopi Darat).
Nah, bila kisahku ini adalah sebuah cerpen, maka puncak konfliknya ialah saat bagaimana caranya aku mengikuti KOPDAR yang jarang-jarang ada itu, sementara uangku sangat sulit dijelaskan bagaimana keadaannya. Bagaimana aku dari Lansdasan Ulin ini ke Banjarbaru kalau tidak dengan membayar ongkos taksi? Belum lagi acaranya malam, bagaimana aku pulangnya nanti? Taksi kan malam sudah habis. Dan yang terakhir adalah masalah izin keluar. Mungkinkah aku diberi izin keluar untuk acara semacam itu, malam lagi!
Aku terus putar otak. Saat itu rasanya pikiranku seperti air ledeng yang tidak mengalir. Mati!
Tapi ternyata otakku masih bisa juga bekerja. Satu masalah bisa terpecahkan, yakni masalah pulang ke pondok. Aku bisa minta bantuan M. Noor yang rumahnya di Banjarbaru untuk menampungku di rumahnya samalaman, dan paginya aku bisa pulang dengan taksi. Sekalian saja dia kuajak ikut, dia kan blogger juga.
Masalah duit, terpaksa aku terus terang pada orang tuaku bahwa uangku saat ini sangat sekarat. Beberapa hari setelahnya mereka pun ke Al Falah, memberikanku uang (dengan wajah terpaksa).
Sedangkan izin, seperti yang sudah kubilang, di Pesantren Al Falah ini semuanya sangat ketat, termasuk izin. Dan ternyata memang benar-benar watakku,—yang harus betul-betul kusyukuri—aku tak akan menyerah sebelum benar-benar kalah. Siang Seninnya, sesudah shalat zuhur berjamaah, aku ke rumah wali kelasku. Tentu saja untuk minta izin keluar.
Kuakui, Ustadz yang jadi wali kelasku itu sangat baik terhadapku, tanpa banyak cincong Beliau membubuhkan tanda tangannya di Kartu Izinku pada tabel izin keluar!
Yesss! Semua masalah telah terselesaikan. Sore itu juga aku ke Banjarbaru setelah sebelumnya janji ketemuan dengan M. Noor di toko buku Riyadh.
Singkatnya, aku pun bisa ikut KOPDAR, dan tentunya, aku resmi jadi anggota Kayuh Baimbai. Tak percaya? Lihat saja fotoku yang terpajang di halaman ini.
Salam sejahtera untuk semua anggota Kayuh Baimbai yang baik-baik dan imut-imut...

Foto aku, M.Noor dan chandra di Star FM:


Foto lainnya: