Thursday, December 31, 2009

Dunia Baru

zianxfly
Malam tahun baru. Banyak yang akan berubah di tahun baru ini, yang paling mencolok adalah blogku. Karena kesalahan dalam memuat tema, maka blogku sebelumnya yang beralamat http://zianxfly.web.id tidak bisa lagi diakses. Tapi tidak papa, semangatku untuk ngeblog tidak akan mati sampai di situ. Dan di blog inilah, aku akan memulai lagi kehidupanku sebagai seorang blogger.

Tuesday, December 29, 2009

15 Menit Pembawa Sial

Rencanaku ke Batu Licin gagal total. Banyak penyebabnya, di antaranya karena teman-teman yang lain punya jadwal masing-masing untuk mengisi libur 4 hari ini. Lantas aku pun kemarin pulang ke rumah saudara di Handil Bakti. Dari Al Falah sampai Handil Bakti aku tidak keluar uang sedikit pun, karena aku pulang ikut mobil seorang teman yang pulang ke Palangkaraya.

Sunday, December 20, 2009

Masuk Radar Banjarmasin!

Sungguh di luar dugaan. Penulis amatiran sepertiku ini ternyata tulisannya bisa juga masuk koran Radar Banjarmasin. Padahal, kata orang-orang tulisan-tulisan yang bisa masuk itu seleksinya cukup sulit. Tulisanku yang dimuat hari ini itu ialah dua puisiku: Satu Senja di Tepian Barito, dan Doa Bersama Hujan.
Terima kasih untuk Bung Randu Alamsyah yang berkenan memuat puisiku itu.

Thursday, December 17, 2009

Perang Sesungguhnya

Ulangan semester ganjil Madrasah Aliyah telah berlalu dengan tragis. Namun tentu saja peperangan belum berakhir. Musuh yang sesungguhnya justru pada hari Sabtu nanti (19 Desember), sampai tanggal 28 Desember. Apalagi kalau bukan ULANGAN PONDOK !
Ulangan pondok berbeda jauh dengan ulangan MA, karena MA hanyalah tambahan di pesantrenku ini, sekadar melengkapi, supaya santri juga punya ijazah reguler.
Ulangan pondok ini sistemnya sangat ketat. Untuk bisa jadi peserta ulangan syarat utamanya ialah lunas SPP (kami menyebutnya infaq) sampai bulan Desember (perbulan 250 ribu). Tak ayal, satu minggu sebelum ulangan, semua sibuk mengurus infaq. Yang paling repot tentulah yang menunggaknya sampai berbulan-bulan, baik itu karena memang orang tuanya tidak mampu, atau karena uangnya 'diselewengkan' (tidak semua santri jujur).

Sunday, November 29, 2009

Ahad Lelah

Jam 8 pagi aku bersama Azmi pergi ke Guntung Ujung (Gambut bagian dalam) guna menghadiri perkawinan adiknya teman kami si Amat. Di jalan aku singgah sebentar beli Banjarmasin Post. [Alhamdulillah, ternyata cerpenku yang berjudul Kios Mimpi hari ini dimuat].
bpost
Ternyata, rumah Amat itu sangat jauh. Betul-betul di pedalamannya Gambut. Berhubung aku dan Azmi sebelumnya belum pernah ke sana, dua kali kami tersesat. Maklum, petunjuk yang jadi harapan hanyalah suara Amat dari HP.

Friday, November 27, 2009

Sepi

Malam tadi, usai shalat magrib, aku keliling-keliling kampung untuk melihat-lihat bagaimana suasana malam hari raya. Sepi. Tak ada bedanya dengan malam-malam biasa. Yang ramai hanya di warung bakso dan di 'gardu'.

Wednesday, November 25, 2009

Satu Senja di Tepian Barito



Bayang-bayang telah meregang
Menahan sesak sebelum malam
Ah, boleh aku bertanya?
Kala kulihat kebekuan luka
Masihkah kita mencicil duka?

Sungai Barito yang bisu
Yang menjingga serupa masa lalu
Sesal ditelan kenangan seperti jejak-jejak ilung
Aku menoreh harap, meski hati berwujud sendu

Sesal angin yang kuuntaikan dengan tasbih
Riak sungai merangkul jiwaku yang kecil
Kemana kau pergi?
Aku menggigil dalam sunyi


(Dimuat di harian Radar Banjarmasin, edisi Minggu, 20 Desember 2009 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Tugas Kita

Pendapatan daerah kita (Kalimantan Selatan), terutama ari bidang pariwisata, tentu tak bisa dibandingkan dengan daerah Bali. Karena memang, tempat-tempat wisata di Kal-Sel kalah menarik dengan di Bali, dan juga jumlahnya sedikit.
Namun tentu bukan berarti kita tak punya aset wisata yang menarik. Bila cermat, sebenarnya sangat banyak tempat-tempat di Kal-Sel yang bisa dijadikan objek wisata. Sayangnya, peran pemerintah sangat kurang dalam hal ini. Terbukti, banyak tempat wiata yag terbengkalai. Akses jalan untuk kesana pun sulit.

Friday, November 13, 2009

Suguhan Tantangan dari Gunung Putra Bulu

Tahu Gunung Putra Bulu? Oke, akan kuberitahu. Letaknya dekat dengan Riam Kanan.

Tanpa pernah diduga sebelumnya, kemarin (Kamis) aku dan teman-teman 3 Aliyah kemping ke desa Batu Kambing (beberapa kilo meter dari bendungan Riam Kanan).

Sunday, November 8, 2009

Seminar Penulisan Cerpen

Lagi-lagi, perjuangan kerasku berbuah manis. Hari Jum'at yang lalu kami, anak-anak FPP berhasil mengadakan seminar penulisan cerpen di pesantrenku dengan sukses. Semua ini sebenarnya rencanaku.

Tuesday, November 3, 2009

Kios Mimpi



“Percayalah Har, dengan uang milyaran itu kamu bisa mewujudkan mimpimu yang mana saja!”
Aku hanya diam. Bukan karena mempertimbangkan, apalagi tergiur, tapi aku sudah bosan. Sejak siang tadi Surya terus membual soal bisnis aneh yang kalau tak salah namanya BBS. Sejak siang tadi pula aku muak melihat wajahnya.
“Rumahmu ini, sekejap akan berubah seperti hotel Har! Hotel!!!”
Malam kian menanjak, merangkul dingin yang menembus tulang hingga ke sum-sum. Tidak terhitung lagi berapa kali sudah aku menguap. Kembali kulirik jam dinding berlatar putih dan berbingkai hitam yang detak jarumnya kini terdengar lebih nyaring. Sudah pukul sebelas lewat. Sementara Surya, dia masih saja semangat membujukku agar mau berbisnis dengannya.
“Jadi bagaimana Har?” tanya Surya yang kuharap merupakan akhir dari penjelasan panjangnya. Penjelasan panjang lebar yang tak kumengerti sama sekali.
“Baiklah Sur, aku akan mempertimbangkannya nanti dengan istriku, tapi setelah kau mengganti Honda Supramu itu dengan Honda Jazz!”
*****

Saturday, October 31, 2009

Palangkaraya, Kenyataan Tak Terduga (Part 2)

Malam Jum'at
Aku dan Aya 'Acara Inti' tiba di kota Palangkaraya. Tidak banyak yang bisa dinikmati saat malam tersebut, karena lampu jalan di kota ini mati. Gelap. Kami menginap di rumah anak buah kami yang bernama M. Noor, sebuah rumah yang sangat mewah.
Rumah itu terletak dekat Mesjid raya Nurul Islam, yang kata M. Noor merupakan Mesjid nomor satu di Palangka.

Friday, October 30, 2009

Palangkaraya, Kenyataan Tak Terduga

Tanpa pernah menduga sebelumnya, hari ini (mulai kemarin magrib sebenarnya) aku bisa berada di Kota Palangkaraya. Aku pun masih tak percaya. Semuanya bermula dari pembicaraan ringanku dengan wakilku, Si Aya Acara Inti (aku ketua asrama, dan dia wakilnya).

Friday, October 16, 2009

Batakan di Hati

Akhirnya, aku bisa kembali mengupdate blogku. Ada banyak hal penting yang kualamai selama tiga minggu ini. Karenanya, tak mungkin aku bisa menuliskan semuanya, apalagi mengingat aku sekarang online-nya di warnet.
Namun ada satu hal yang sangat penting yang rasanya sungguh sayang bila tidak ditulis, setidaknya untuk aku sendiri mengenangnya.
Satu hal tersebut ialah bahwa pada tangal 8 Oktober, hari Kamis lalu, aku bersama anak-anak Forum Pena Pesantren (organisasi kepenulisan Pondok Pesantren Al Falah yang kugawangi) berwisata ke Pantai Batakan dan sekitarnya. Di sana kami menginap satu malam di rumah keluarga Farid yang juga merupakan anggota FPP.

Saturday, September 26, 2009

Liburan Berakhir, Penjara Menanti

Hari ini aku baru saja menyadari, bahwa 40 hari adalah waktu yang sangat singkat. Dalam 40 hari, ternyata masih banyak rencanaku yang belum terlaksana. Parahnya lagi, dalam 40 hari aku tidak meninggalkan kesan baik sedikit pun di rumah.

Monday, September 21, 2009

Gunung Prontel

Ada yang berbeda pada Idul Fitri kali ini. Jika biasanya siang sampai sore hanya kuhabiskan untuk tidur, maka kali ini aku memanfaatkannya untuk menepati janjiku, yaitu bertandang ke rumah kawan bernama Ansor lamak yang berada di daerah Binuang.
Dari jam 2 siang aku bertolak dari rumah nenek di daerah Rantau, tepatnya di desa Parigi, Kecamatan bakarangan.
Tak seperti yang kubayangkan, ternyata Rantau-Binuang jauh juga. Sampai di Kecamatan Binuang, aku memperlambat laju motor bututku yang sebenarnya memang tak bisa laju.

Friday, September 18, 2009

Quick Mudik

Tak terasa ya, sebentar lagi hari raya. Padahal belum ada ibadah ekstra yang kukerjakan di bulan ini.
Lumayan banyak yang harus dilakukan malam ini. Bukan, bukan tidur. Besok aku dan keluargaku akan mudik ke Rantau pagi-pagi sekali. Jadi ada banyak yang harus disiapkan. Untung sekarang mudik lebih mudah, karena ada jalan pintas dari Marabahan yang menuju langsung ke Margasari. Jadinya tidak perlu lagi jauh-jauh keliling melewati Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura, dan seterusnya sampai Rantau.

Thursday, September 17, 2009

Monday, September 14, 2009

Melawan Bencana Tahunan

Beberapa hari ini aku tidak bisa memposting, ini tak lain karena kesibukan yang melandaku beberapa hari ini. Apalagi kalau bukan masalah kebakaran hutan dan lahan yang menyerang kampungku, seperti tahun-tahun yang lalu.

Tuesday, September 8, 2009

Deru Angin Malam

Mengikuti garis angin
Membuatmu terbiasa dengan bayanganku
Karena aku adalah malam yang kian larut
Kian memahami tidurmu selama ini
Karena kau juga kian memahami derunya yang membasuh langkah kita
Jalan kita
Agar kau bisa nyenyak bermimpi dalam rembulan
Sebelum siang datang dengan nyanyiannya
Yang akan benar-benar memalingkan garis anginmu

Saturday, September 5, 2009

Wajah-Wajah Mereka

Sudah hampir tiga minggu aku menjalani masa liburanku. Rasanya ingin sekali liburan ini cepat berakhir. Aku sudah rindu sekali untuk melihat wajah-wajah mereka, santri-santri Al Falah yang tak pernah habis aksi. Kehidupan di asrama memang membuat kami semua merasa adalah saudara.

Friday, August 28, 2009

Berhasilkah Puasa Kita?


"Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa" (Al Qur'an Surah Al Baqarah: 183).
"Berpuasalah kalian, niscaya kalian sehat" (Hadist Riwayat Thabrani).
Wah, belum apa-apa sudah disuguhkan ayat Al Quran dan Hadist Nabi. Kayak khutbah aja ya?
Bukannya mau khutbah, namun tulisan di bawah ini tidak akan jelas tanpa dua hal tersebut.

Thursday, August 27, 2009

27 Agustus 2007


Hari ini, dua tahun yang lalu, semuanya kumulai. Dulu aku bukan siapa-siapa. Yang jadi ketua dulu M. Noor. Namun hanya beberapa bulan dia pindah sekolah.

Tuesday, August 25, 2009

Ramadhan Ini dan Lalu


Pertama aku mau mengucapkan selamat menjalankan semua ibadahnya di bulan Ramadhan ini. Mohon maaf jika selama ini aku banyak salah.
Sebagai seorang muslim yang belum terlalu jauh melenceng, aku sangat bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan bulan penuh rahmat ini. Dan sebagai seorang santri yang masih punya iman, aku bertekad untuk berubah menjadi lebih baik di Ramadhan kali ini, selain karena ini Ramadhan yang terakhir aku mengemban profesi santri. Tapi nampaknya tekad tersebut hanyalah sebatas tekad, dalam artian tidak terlaksana sama sekali!

Friday, August 21, 2009

Malam Pertama Ramadhan di Kampungku


Malam pertama bulan Ramadhan ini aku lebih memilih shalat tarawih di rumah daripada di langgar yang ada di kampungku. Bukan, bukannya aku tak ingin bersosialisasi dengan masyarakat, atau karena takut jika disuruh menjadi imam (aku punya cara ampuh untuk menolaknya). Tapi karena aku sudah bisa membayangkan bagaimana keadaan langgar malam ini.

Tuesday, August 18, 2009

Pagi Itu: Ry

Malam tadi aku terdampar, dalam kabut yang berembun
Berharap nasibmu masih bersama daun akasia

Ry, aku tak sabar dan tak sadar
Sementara makna napas telah lama hilang
"Cerita ini belum usai," perih mengerti

Ry, kau menutup wajah
Seolah rimba bernyanyi, rindu
Kemana lagi kita mengaji
Rangkaian bahasa atap kamar bocor
Atau lantunan syair jalan yang berpasir

Ry, kini aku paham
Bahwa sekarang sudah pagi!

Monday, August 17, 2009

Aku Pun Turut Merdeka

Rasanya sudah lama sekali aku tidak memposting. Kau tentu tahu kenapa, ya, aku sulit sekali keluar pondok (untuk ke warnet). Selain itu, uangku sudah teriak-teriak minta jangan dipakai lagi. Warnet-warnet di Kalsel tak semurah di Jakarta.
Sekarang kenapa aku jadi bisa memposting lagi ialah karena mulai hari ini pesantrenku libur, libur Ramadhan. Aku pun pulang ke kampungku.

Thursday, July 23, 2009

Sebuah Pilihan


Tiga hari terakhir ini santri baru sudah berdatangan, mengingatkanku pada masa 6 tahun silam.
Malam itu, di dalam asrama, di atas ranjangku yang berada di tingkat dua, dengan belindung di balik guling yang waktu itu masih empuk dan besar, air mata tak bisa kutahan. Orangtuaku yang pagi tadi mengantar sudah pulang sejak pukul satu siang. Dalam usia 12 tahun itu, aku sudah harus berusaha hidup mandiri tanpa orangtua.

Friday, July 17, 2009

Doa Bersama Hujan


teriakan bisu

Aku tak pernah berdoa
Kau kirimkan butiran ebun dari subuhmu
Sebab lukisan wujudmu belum juga punah

Aku tak pernah berdoa
Kau kembali mengantar mimpi
Meski, kau telah hilang sebelum malam

Aku tak pernah berdoa
Namaku kau sebut bersama hujan
Setelah hari-hariku diisi badai

Biar...
Biar sepi menjerat tidurku
Siapa tahu, kau yang berdoa untukku

Thursday, July 9, 2009

Kenyataan Buruk


Aku kembali lagi ke Al Falah. Pertama aku daftar ulang, kemudian mengambil rapot. Kubuka, dan kudapati nilaiku lebih buruk lagi dari semester pertama lalu. Padahal tahun sebelumnya peringkat pertama selalu setia mengisi rapotku. Dan sekarang aku harus menerima kenyataan buruk ini. Kenapa ya akhir-akhir ini aku selalu saja sial?

Ah, aku benci dengan kemalasanku belajar. Aku benci dengan ketidakkuasaanku membanggakan orangtua. Aku benci dengan kegilaanku terhadap blog. Aku benci dengan kekanak-kanakanku.

Tuesday, July 7, 2009

Nyanyian Hujan


Kau hilang dalam rembulan
Semakin manja memahat malamku
Melemparku dalam kelam yang sepi
Sebagai tanda bahwa laguku adalah nyanyian hujan

Aku hanya ingin kata itu kau simpan
Biar kata itu sendiri yang memaknainya
Memaknai rintik-rintik yang mengisi senja kita

Sunday, July 5, 2009

Kada Baduit


Hari ini kuanggap hari yang sial. Cerita singkatnya, aku mau ke Water Boom karena Komunitas Blogger Kayuh Baimbai yang aku ikuti akan mengadakan pertandingan futsal dengan Kaskuser Regional Kal Sel pada jam 6 sore.

Wednesday, July 1, 2009

Sejenak

Setelah 10 hari kepalaku dijejali huruf-huruf arab dari kitab gundul dengan lembaran berwarna kuning, kini saatnya aku menikmati liburanku di kampung halaman, tepatnya di sebuah desa indah nan menawan bernama Puntik yang terletak di kecamatan Mandastana kabupaten Batola. Desa yang menyimpan berjuta kenangan tentang masa kecilku, tentang bermain bola, 'batabunan', mandi 'balumba', memancing, mencari kayu galam, main layang-layang, bagasing, sawah, kebun jeruk, hutan, sungai dan berjuta kenangan lainnya.

Monday, June 29, 2009

Kabar dari Sunyi


Aku ingin mengakhiri apa saja
Juga kata-kata yang tak kunjung reda
Hanya dalam malam ini
Sebelum rembulan membawa kabar dari sunyi

(28 Juni 2009)

Friday, June 19, 2009

Dengan Napasmu


Aku telah mengerti dengan semuanya
Juga dengan desiran-desiran yang mengisi kamar ini
Karena setiap angin yang menderu
Selalu setia memahat malamku
Malam yang semakin jelita dalam matamu

Tak perlu kau injak jalan ini
Seperti kala kau berkisah nasib denganku
Sebab aku hanya ingin kau tahu
Bahwa aku bernapas dengan napasmu

Besok Saja


Belum habis lelahku
Belum tandas remukku
Namun musimmu hampir hilang
Sementara kita mengerti dengan lagu ini
Meski, kita tak perlu memaknai semuanya
Getir
Dan aku, akan mencintaimu besok saja

Sunday, May 31, 2009

Langkah Awal


Pagi tadi, aku bersama Ilham dan Arief sebagai anggota FPP (Forum Pena Pesantren) menghadiri seminar kepenulisan yang diadakan oleh FLP (Forum Lingkar Pena) cabang Banjarbaru di SMAN 1 Banjarbau. Hadir sebagai pembicara Ali Syamsuddin Arsi (pengamat sastra) dan, Imazahra. Siapa yang tak kenal Imazahra. Beliaulah blogger kalsel yang blognya telah dibukukan, yang judulnya Long Distance of Love.

Thursday, May 28, 2009

Tangis

Tangisku pecah
Sebelum kata-kata menghujam dada
Menerpa gejolak yang telah rapi kutata
Melanda sesalku yang tak pernah habis

Saturday, May 23, 2009

Hampa

Aku berdendang
di tengah luapan gemetar jiwa
Aku berdansa
Dengan hatiku yang terbiasa bisu
Aku berlari
menerobos dinginnya kelam malam
Aku tertidur
saat kau berteriak memanggilku
Aku menangis
ketika aku sadar semuanya hampa

Monday, May 18, 2009

Aku Ingin Tidur

Apa yang tertinggal darimu
selain jalan aspal yang semakin berpasir
serta atap kamarku yang bertambah bocor?
Sesudah isya ini
tak ingin lagi kubaca semua

Menghanyutkanmu dari mimpi
Telah membulat dalam dada
Menghentak kata yang merajam
Meski, pagi tadi wajahmu kembali menyeruak
Hingga perih
Belum juga membawa angin
Angin yang menyesak di sekujur tubuh
Angin yang melemparku sebelum aku shalat subuh!

Bernyanyilah...
Aku ingin tidur saja!

Thursday, May 7, 2009

3 Kali Sudah

Hari kamis lalu, aku ke asrama haji lagi. 3 kali sudah. Yang terakhir ini dalam rangka menghadiri penutupan STQN tingkat propinsi. Tidak menarik, juga tak ada perjuangan di sini, sebab kami memang diundang.
Rugi juga tidak. Hanya saja, sudah tiga kali aku ke sana, tapi tidak pernah yang betul-betul karena akan berangkat haji.
Kapan ya aku naik haji??
Huhu...

Tuesday, April 28, 2009

Kantin Kejujuran, Berhasilkah?

Pagi tadi, Ustadz yang mengajar di kelas kami belum datang, begitu juga sebagian kelas yang lain, jadinya kami hanya duduk-duduk di emperan Mushalla. Tiba-tiba, Ustadz Manan datang.

Friday, April 24, 2009

Aku, Terlambat, dan Disanksi


Hidup di pesantren membuatku selalu berkutat dengan waktu.
“Teeeeeetttttt... teeeeeeetttttttt....”
Tu kan, bel tanda waktu istirahat berakhir sudah berbunyi, sementara aku masih mencuci pakaian di kolam.
“Sayudi !!! Lajui....!!!”
Nah, itu pasti suara ketua asramaku. Tapi apa boleh buat. Tanggung. Tinggal dua lembar lagi.
Selesai mencuci pakaian, aku mandi dulu. Menjemur cuciannya nanti saja. Tak ada waktu lagi.
Aku masuk lewat pintu belakang asrama dengan anduk melilit dari pusar sampai lutut dan tangan membawa perkakas mandi.
Tak kuhiraukan pandangan geram ketua asramaku yang sedang menunggu di pintu depan, siap untuk mengunci pintu. Kukunci pintu belakang lalu segera memasang seragam dan mengambil kitab.
Dengan tergesa-gesa, aku berlari keluar asrama. Kubiarkan kancing bajuku yang masih belum terpasang.
“Imbah magrib ikam badiri di Mushalla !” sanksi Ka Armi, ketua asramaku yang bawel itu.
“Hah, napa ka?” Aku protes.
“Tiwas ikam balalambat tarus! Urang habisan sudah tahulah!!”
Yah, begitulah hari-hariku di pesantren ini kujalani. Terus dihimpit oleh waktu. Aku, terlambat, dan disanksi, adalah tiga hal yang tidak bisa dipisahkan.
*****

Atas Namamu


Aku hanya ingin bilang
Bahwa kabut ini telah habis ditelan musim
Memuntahkan rautan-rautan wajah segala harap
Serupa tangisan bayi di tengah malam

Aku hanya ingin bilang

Bahwa mungkin ucap ini tak akan keluar
Menjelma kata-kata yang penuh putus asa
Lewat segaris musim

Aku hanya ingin bilang
Bahwa jalan ini sepi sunyi
Dan aku lumpuh sebelum kau tekuk
Bahwa aku menangis atas namamu

(Puisi ini dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Saturday, April 11, 2009

Namanya Bagus Nggak Ya?



Hari senin lalu (10 rabiul akhir), kakakku melahirkan. Perempuan. Imut deh. Rencananya sih mau dikasih nama Aminah Salma, bagus ngga? Tapi yang penting doakan biar keponakanku itu nantinya jadi perempuan yang salehah dan cerdas. Amiin.

Wednesday, April 8, 2009

Orientasi Jurnalistik Santri Se-Kalsel

Untuk yang kedua kalinya, aku menginjakkan kaki di Asrama Haji, setelah beberapa mingggu yang lalu (22 Maret) aku ke sini dalam rangka menghadiri Aruh Blogger (Sudah kuceritakan kan?). Kali ini, aku ke Asrama Haji untuk mengikuti Orientasi Jurnalistik Santri Se-Kalsel yang diadakan dari tanggal 4 April sampai 7 April.

Wednesday, April 1, 2009

Aruh Blogger Dalam Kepala

 (Lupa tanggal berapa)
“Kami dari Komunitas Blogger Al Falah. Begini, kami tidak diberi izin keluar untuk mengikuti Aruh Blogger tersebut apabila tidak ada undangan. Jadi, bisakah Kayuh Baimbai membuatkan undangan tersebut? Atau kalau tidak bisa atau repot, kami akan membuat sendiri dan kami minta izin atas tanda tangan palsunya.”
Kira-kira begitulah yang kusampaikan pada panitia Aruh Blogger di halaman Tanya-Jawab.
Hari ini aku pulang ke rumah dalam rangka pulang bulanan, dan singgah dulu di warnet untuk menayakan hal tersebut.

Saturday, March 21, 2009

Telah Kau Baca Dan Aku Bertanya

Mengapa
Setiap wujudmu menyalak mataku
Tubuhku lumpuh
Desirku gemuruh

Telah kaubaca isyarat
Aku juga tahu
Mengenai jalan aspal yang selalu berpasir
Atau pula atapku yang bocor-bocor
Apa lagi?

Lalu kenapa diam itu manja?
Aku juga tahu
Meski setiap pagi menapak, kau lewat

Tahukah, kau?
Mimpiku tadi malam salah
Malam besok juga pasti salah

Bukan
Bukan karena indahmu, sayang...
Boleh kiranya aku berkata?

Mengapa
Setiap wujudmu menyalak mataku
Tubuhku lumpuh
Desirku gemuruh

Thursday, March 5, 2009

Sebuah Pertanyaan

Kali ini aku tidak akan bicara tentang copy mengcopy kode-kode untuk blog, atau ikut berkomentar ria tentang tingkah-polah dukun kecil Ponari bersama batu saktinya. Apalagi bicara soal pemilu dan para caleg-calegnya yang bikin pusing itu. Mengenai posisiku di bidang minbat (minat dan bakat) IKPPF 09/10 yang membuat hari-hariku yang dulunya penuh semangat dan ambisi kini diliputi dengan kekesalan serta kebencian itu juga tak ingin kuangkat kali ini.
Ada hal yang menurutku lebih penting yang harus kutulis di sini secepatnya, yaitu sebuah pertanyaan yang tak pernah bisa kutemukan jawabannya. Pertanyaan sukar itu ialah: Berapa lama lagi Allah memberiku waktu untuk hidup di dunia ini?
Sebuah pertanyaan tiu kemudian mengundang terciptanya pertanyaan-pertanyaan lain yang tak kalah sulit: Sempatkah aku ikut Aruh Blogger ’09? Sempatkah aku memajukan FPP? Sempatkah aku menamatkan sekolahku di Al Falah ini? Sempatkah aku kuliah dan meraih gelar? Sempatkah aku mendapat pekerjaan layak? Sempatkah aku jadi web master seperti cita-citaku? Sempatkah orang tuaku bangga denganku? Sempatkah aku punya istri, punya anak, punya cucu? Sepatkah... Sempatkah... dan sempatkah-sempatkah yang lain yang tak terhingga banyaknya.
Kawan, kalau kautahu jawabannya, tolong beritahu aku secepatnya!

Februariku

1 = Sidang konverensi pemilihan ketua IKPPF (OSIS) dibuka. Sebenarnya ada atau tidak adanya aku di sidang itu tak akan berpengaruh apa-apa. Tak akan ada yang mencariku. Sebab di Al-Falah ini aku memang bukan siapa-siapa. Seorang blogger sepertiku, di sini tak akan ada nilainya.
2 = Sidang plenao I dimulai. Demisioner dari staf IKPPF terdahulu juga dilakukan. Itu berarti, 20 nama-nama staf baru berhak ikut transisi. Aku, tentu saja tak termasuk di sana, dan harus sabar menunggu sampai SK keluar barulah bisa jadi staf IKPPF.

Friday, February 13, 2009

Jadi Ketua Asrama

Pagi minggu yang lalu semua santri kelas 2 aliyah berdebar-debar, sebab pagi itu akan dibacakan daftar ketua-ketua asrama yang baru, dan tentunya, kamilah yang akan jadi ketua asrama tesebut.
Kami berdebar-debar bukannya karena kami gugup, tapi takut kalau-kalau menjadi ketua asrama Malik, terlebih lagi asrama Malik 4.
Ustadz Rusdi sebelumnya memberikan sedikit kata pengantar lalu tanpa banyak bicara langsung membacakan daftar ketua-ketua asrama yang tertera di selembar kertas yang beliau pegang.

Saturday, February 7, 2009

Memoar Dakwah

Hujan berdebaman, memukul-mukul atap seng asrama, menciptakan komposisi suara menakjubkan. Kulirik jam dinding, sudah pukul satu dini hari. Ini momen yang sangat nyaman untuk menyedekapkan tubuh dalam selimut lantas menyusuri alam mimpi, semestinya. Teman-teman seasrama tampaknya juga sudah terlelap semua. Namun aku, dari tadi belum juga bisa tidur. Berkali-kali kubalikkan badan, tapi tetap saja rasanya tidak ada posisi yang pas.
Aku bangkit. Bila sulit tidur seperti ini biasanya aku akan menulis apa saja di buku catatan harian. Dan kenangan-kenangan masa lalu kemudian akan berkelebatan, menari-nari dalam kepalaku. Yang paling sering muncul adalah peristiwa tiga tahun silam, di mana saat itu aku masih santri baru di pesantren ini. Aku sendiri biasanya juga tak pernah bosan menulis kembali kejadian itu, hingga kantuk benar-benar tak lagi bisa kutahan.

Thursday, February 5, 2009

Maling Itu Akhirnya...


Malam kamis yang lalu, Mushalla heboh. Pasalnya, Tohir, ketua IKPPF (OSIS) menggiring seorang santri yang hanya mengenakan sarung ke tengah-tengah Mushalla. Pengajian surah Yasin pun terpaksa dihentikan. Tohir megambil mic.

Parodi Malam

Bukan karena aku malam
Siang-siang suram yang berlompatan
Hingga hilang,tak terlukis

Seperti burung layang,
hinggap tenang di atas nampan bimbang...
Seperti lagu nelayan lajang
Seperti piring emas raja terpajang lesu

Semusim sudah
Hingga haruskah kubentang lagi jala rindu
Di setiap sudut hari yang bergelut waktu
Atau harus kukoyak-koyak kulit pipiku
Dan harus kucabik-cabik urat nadiku
Karena siang tak pernah lupa merajut malam
Menunggumu sungguh, tak terbilang lelah!


Tuesday, January 27, 2009

Mendaftar Lomba Catur di SMADA Banjarmasin


Ini adalah kisah yang dimulai dari senja kemarin. Semuanya begitu tiba-tiba. Sebelum adzan magrib berkumandang, Faidur menghampiriku yang duduk di emperan Mushalla."Zian, ikam minta ulahakan surat rekomendasi wadah Pak Widodo lah?"
Ya, aku baru ingat bahwa kami (aku, Faidur, Arief dan M.Noor)akan ikut lomba catur di SMADA Banjarmasin.
"Pabila garang mendaftarnya?" Tanyaku padanya. Kuharap masih ada waktu barang beberapa hari lagi.
"Isuk pang... Isuk terakhir pendaftaran, teknikal mitingnya isuk jua..."

Wednesday, January 21, 2009

Cara Mengganti Template Blog Untuk Pengguna Blogger

Yang paling menentukan penampilan blog kita adalah template. Apabila template yang Anda gunakan bagus, maka orang pun akan betah berkunjung di blog Anda.
Di internet, banyak sekali situs yang menyediakan template-template keren secara gratis, dan di antaranya ialah allblogtools.com
Cara mengganti template dari allblogtools adalah sebagai berikut:
1. Buka http://www.allblogtools.com dengan browser Anda.


2. Di sebelah kiri, tertera kategori-kategori dari template yang disediakan. Pilih kategori yang Anda inginkan.
3. Bila Anda sudah merasa menemukan template yang sesuai dengan keinginan Anda, klik “Read More’ yang ada di bawah gambar template tersebut.
4. Klik judul template tadi untuk mendownloadnya.
5. Setelah proses download selesai, bukalah lokasi dimana file yang telah terdownload tadi lalu extrak file tersebut. File tadi setelah diekstrak akan menjadi beberapa file. Nah, yang kita perlukan adalah file dengan format xml.
6. Sekarang, masuklah ke blogger dan pilih tab “Tata Letak”. Selanjutnya, pilih tab “Edit HTML”.
7. Upload file xml tadi dengan mengklik tombol “Browse...” yang letaknya di atas kode-kode dan cari di mana file xml tadi berada. Jika sudah menemukan, klik “unggah”.
8. Tunggu proses upload selesai. Biasanya, akan ada pesan peringatan bahwa widget akan dihapus, jadi jangan lupa amankan dulu widget Anda sebelum mengganti template. Bila muncul peringatan tersebut, klik tombol “konfirmasi & simpan”
9. Sekarang, template Anda pun sudah berubah menjadi lebih keren dari sebelumnya. Tapi jangan lupa, klik dulu tombol “SIMPAN TEMPLATE” yang ada di bawah.
Bagaimana?

Aku Sekarang

Setelah lama dibuai dunia maya, kini saatnya aku kembali merenungi siapa aku. Ya, aku ini seorang santri, santri Pondok Pesantren Al-Falah Putera yang hari-harinya harusnya dipenuhi lembaran kitab-kitab kuning tanpa baris.
Orang tuaku tentu saja mengharapkanku jadi orang yang “tapakai” di kampung, bisa membaca do’a ini-itu, rajin mengaji, rajin membantu orang tua dan sebagainya. Tapi sampai saat ini yang didapat orang tuaku sepertinya hanyalah kekecewaan. Aku tak sedikit pun seperti yang mereka harapkan.

Dulu, sekali lagi dulu, aku pernah punya keinginan kuliah di Al-Azhar, Kairo, Mesir. Bahkan cita-citaku sampai S3 ! Aku ingin jadi pakarnya ilmu fiqih, bidang yang dulu sangat kugemari. Aku dulu juga pernah berkeinginan bila tamat dari Mesir dan pulang ke tanah air akan mendirikan sebuah pondok pesantren, supaya kondisi akhlak dan moral remaja Indonesia yang sangat parah ini bisa membaik, supaya mereka kenal dengan Tuhan yang telah menciptakan mereka, supaya mereka sadar bahwa semua yang dilakukan di dunia ini akan mendapat balasan setimpal di akhirat kelak.
Yah, tapi itu dulu. Perubahan terus terjadi dalam kehidupanku. Berbagai hal telah membentuk diriku yang saat ini. Satu hal yang sangat berperan serta dalam merubah jalan hidupku adalah internet.
Entah kenapa, sedikit demi sedikit aku mulai dibuat gila oleh internet. Aku mulai tak bisa lepas dari dunia buatan itu. Dan saat ini, internet sudah menjadi rumahku, jadi darahku, jadi bagian yang tak bisa terpisahkan.
Otomatis cita-cita muliaku pun berubah. Sekarang aku ingin nanti kuliah di STMIK saja. Tak apalah, yang penting hobyku tersalurkan. Cita-cita mendirikan pesantrenku juga kuubah dengan mendirikan warnet sekaligus game online, biar aku bisa browsing setiap saat.
Rupanya, perubahan itu membawa dampak besar pada nilai-nilai belajarku. Tak sombong, dulu aku selalu juara satu di kelas, sejak SD bahkan. Tapi kini nilai-nilaiku itu seperti mengalami kejadian persis tragedi yang menimpa pesawat Adam Air dulu, jatuh tak berbekas! Bisa kau bayangkan, aku langsung rangking 12!!!
Sepertinya, itu cuma permulaan kehancuranku. Barangkali, semester berikutnya lebih parah lagi, atau bahakn aku tidak naik kelas.
Saat membaca tulisan ini mungkin kau akan menilaiku kekanak-kanakkan. Tapi memang begitulah aku yang sebenar-benarnya.

Kisah Ikut Acara Ulang Tahun Kayuh Baimbai



Sebenarnya aku bingung mau menulis apa dan dari mana memulainya. Tapi berhubung teman-teman dari Kayuh Baimbai terus memintaku untuk menulis bagaimana perjuangannya ikut acara ulang tahun Kayuh Baimbai yang diadakan pada malam kemarin di Plasa TELKOM, maka baiklah, kucoba saja.
**
Kalau bicara soal perjuangan, tentunya harus kumulai dari siang kemarin, saat aku menerima kabar dari Fahrizal bahwa malam ini(malam rabu) akan diadakan acara ulang tahun Kayuh Baimbai di Plasa TELKOM. Sebenarnya aku sudah yakin bahwa pada malam ini akan diadakan acara, meskipun belum tahu di mana tempatnya.

Dan sebenarnya, aku sudah dengan kukuhnya berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan ikut. Kau pasti sudah bisa menebak apa pasalnya. Ya, dompet santri itu selalu kempesss! Tak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk bisa menyambung hidup di pesantren.
Tapi saat mendengar berita itu entah mengapa hati dan otakku berkombinasi dengan cepatnya dan dengan cepat pula menghasilkan keputusan bahwa: bagaimanapun juga, aku harus ikut!
Langkah awal perjuanganku adalah mencari izin dari wali kelas. Namun sialnya, saat itu ada salah seorang Ustadzah yang wafat dan wali kelasku diminta sebagai pembaca talqin. Itu berarti, beliau tak ada di rumah.
Kutunggu beliau sampai jam 2 lewat 15 menit. Syukurlah, saat tiu beliau sudah ada di rumah.
“Ustadz, ulun handak minta izin...,” kataku memelas seraya menyerahkan kartu izin beserta polpen.
“Ka mana?”
“Bulik ka rumah Ustadz ai...”
“Kanapa?” Tanya beliau lagi.
“Ada acara...,” jawabku tanpa dosa. Dalam hati aku bertutur: acara ulang tahun Komunitas Blogger Kalsel Ustadz ai...
Beliau lalu membuka tutup polpen yang tadi kusodorkan dan mencari kolom di mana beliau mesti membubuhkan tanda tangan. Yes..., ternyata semudah ini...
Tapi, “Acara apa?” Selidik beliau.
Glek! Itulah pertanyaan yang sangat amat tak ingin kudengar, karena aku pasti harus berbohong untuk menjawabnya. Bingung aku harus menjawab apa, namun dengan cepat pikiranku membisikkan: acara selamatan! Soalnya ulang tahun itu biasanya ada selamatannya!. Aha, ide yang bagus!
“Acara selamatan Ustadz ai...”
“Oooh...”
Kuperingatkan padamu, kawan. Janganlah sekali-kali kau melakukan kebohongan seperti yang telah kulakukan ini, karena biasanya itu akan membawamu pada calaka!!!
Beliau pun lalu dengan ikhlasnya (cuma menurutku) menyematkan tanda tangan beliau yang amat tak terhingga nilainya itu di kartu izinku, lalu menyerahkannya.
“Terima kasih Ustadz lah...,” ucapku sambil menerima kartu izin yang beliau sodorkan dan kemudian menyalami beliau.
Yes, yes, yes, yes...
**
Begitulah, selesai sudah masalah izin. Berikutnya lalu masalah bagaimana caraku ke Plasa TELKOM. Untuk kesekian kalinya kutengok lagi isi dompetku. Yah, masih sama, tetap 1 lembar uang 20 ribu. Bisa apa aku dengan uang bergambar pemetik teh itu? Andai saja hari ini sahabatku M. Noor tidak berhalangan, pastilah aku bisa minta kerja samanya (atau lebih tepatnya: bantuannya) lagi.
O iya, uang itu kan cukup untuk ongkos taksi pulang ke rumah meskipun sangat pas-pasan. Ketika sampai di rumah barulah ke Plasa TELKOM pakai motor. Ya, itu keputusan yang paling tepat. Aku pun berangkaaat!
Ah, jangan kau kira semudah itu, kawan. Sebelum bisa keluar melewati POS satpam aku harus menjalani interogasi panjang dari dua orang satpam berwajah sangar dan tasku digeledah habis-habisan. Bahkan, tiap lembar tulisanku di buku tulis yang kubawa tak lepas dari pemeriksaan. Belum lagi di tasku itu juga ada novel Maryamah Karpov dan flashdisk. Dua benda antik itulah yang amat menyita waktuku. Namun dengan keahlian permainan kata-kataku, benda-benda berharga peninggalan zaman purba itu pun selamat sentosa dan sejahtera. Dan aku bisa pulang ke rumah!
**
Di terminal Handil Bakti, seperti biasa, perlu menunggu berjam-jam sampai taksi jurusan Gampa penuh. Sopir taksi terus menawarkan agar para penumpang “bakumpulan” saja untuk menutupi tiga kursi yang masih kosong. Hah, kumpulan dengan apa? Setelah membeli tiket taksi tadi uangku sisa 0 rupiah!!!
Alhamdulillah, alangkah beruntungnya aku kali ini, ada dua penumpang mau “manapali” tiga kursi kosong itu. Berangkaaaaattttt........
**
Sampai di rumah, orang tuaku tidak ada. Yang ada hanyalah kakak perempuanku seorang. Motor yang satunya juga tidak ada, dipakai suami kakakku. Hari pun hujan. Jam 6 lewat, suami kakakku datang, dengan motor tentunya. Langit pun sudah berhenti mengguyurkan hujan. Cihuuyyyy....
Ah, tapi aku tidak bisa pergi begitu saja. Kakakku bersikukuh tak mengizinkanku berangkat kecuali minta izin dulu dengan Ayah. Dengan pulsa yang seadanya, kutelpon Ayah dan kujelaskan di mana aku sekarang dan apa maksudku. Beliau tersentak kaget. Keahlianku bermain kata-kata lagi-lagi sangat diperlukan, dan hasilnya, AKU DIIZINI........!!!!
**
Di halaman Plasa TELKOM itu cuma ada beberapa orang anggota Kayuh Baimbai saat aku tiba. Kusalami mereka. Kemudian satu persatu orang di sana menjadi banyak. Aku pun mulai akrab dengan anggota-anggota Kayuh Baimbai yang lain.
Sesudah lumayan lama, acara dimulai. Ketika Mas Hari (leader Kayuh Baimbai) memberikan sambutan, saat itulah aku merasa jadi tamu yang paling istimewa (tak apa kan?) karena dalam sambutannya itu Mas Hari dengan penuh semangat menceritakan bagaimana perjuanganku bergabung di Kayuh Baimbai, yang mana ceritaku itu kutulis di blog dan kuikutkan dalam lomba memperebutkan domain dan hosting gratis selama satu tahun yang pemenangnya akan diumumkan pada malam ini.
Aku semakin merasa istimewa saat aku juga diminta membacakan doa selamat! Ya, doa selamat yang berarti izinku pada Ustadz tadi tidaklah bohong, hehe...
Kuberitahukan padamu, hanya padamu, kawan. Jadi rahasiakanlah cerita ini. Saat membaca do’a selamat tadi kegugupan menyerangku, yang mana akibatnya mengganggu kerja otak untuk menampilkan memori doa selamat yang dulunya telah kuhapal dengan sebenar-benar hapal. Yang kuingat saat itu cuma awalnya, maka jadilah sambungan do’a tersebut berbahasa Indonesia. Lalu supaya panjang, kulafazkan juga doa-doa untuk saudara Muslimin di Palestina. Haha..., membacanya pun aku “tasulait-sulait”. Kuperingatkan sekali lagi, kawan, jangan kau ceritakan cerita memalukanku ini pada siapapun juga! Cukup kita berdua dan Allah saja yang tahu.
**
Kini tibalah acara pada saat yang ditunggu-tunggu. Apalagi kalau bukan pengumuman pemenang lomba menulis bertema “Aku dan Kayuh Baimbai” yang hadiahnya adalah domain dan hosting gratis selama satu tahu. Ya, satu tahun.
Sejak sambutan Mas Hari tadi aku sudah yakin seyakin-yakinnya, bahwa aku pasti menang. Keyakinanku itu terwujud. Aku menang, kawan! Sekali lagi, AKU MENAAAANG!!!!
Ternyata, masih ada lagi hadiah tambahan dari TELKOM, yaitu hape Flexi layar warna. Nah, ini yang bisa kutunjukkan pada orang tuaku nanti.
Seperti itulah ceritanya, kawanku. Perjuangan itu ternyata asik!
Sebenarnya, menang atau kalah pun tak jadi masalah. Karena bagiku bisa hadir di Plasa TELKOM pun sudah merupakan hadiah yang tak ternilai hingga aku bisa lebih akrab dengan anggota yang lain.
**
Di perjalanan pulang, sambil menahan perutku yang berdendang ria (aku salah prediksi. Kupikir pada acara ulang tahun Kayuh Baimbai tersebut aku akan bertatap muka dengan nasi, ternyata tidak sama sekali...), aku mulai berpikir. Buat apa bagiku domain dan hosting gratis itu? Terus mungkinkah aku bisa bayar untuk tahun yang selanjutnya? Lagi pula, aku tidak bisa sering online. Santri Al-Falah sepertiku ini cuma bisa online satu bulan sekali, yaitu saat pulang bulanan, itu pun bila kondisi dompet mengizinkan.
Cukuplah rasanya ngeblog denganlayanan dari blogger.com plus domain gratisan dot tk. Karena tujuanku berkecimpung di dunia maya ini hanyalah untuk menerbitkan tulisan-tulisanku yang terbengkalai dan memperbanyak teman. Hanya itu.
Mungkin akan lebih baik dan lebih bermanfaat bila hadiahnya diganti dengan uang saja (semoga tulisan ini dibaca oleh sang Admin). Sebab dengan begitu aku bisa mengganti keyboardku di rumah yang saat ini tengah sakit parah dengan yang baru. Bayangkan, huruf yang masih bisa digunakan cuma tinggal Q,W,O,F,Z,X,C dan V !
**
Salam persahabatan untuk semua anggota Kayuh Baimbai, terutama yang malam Rabu kemarin hadir.

Foto-fotonya:







Saturday, January 10, 2009

Lika-Liku Menjadi Anggota Kayuh Baimbai




Pertama aku mengenal Kayuh Baimbai ialah saat membaca harian Radar Banjarmasin. Di sana terpampang satu halaman penuh yang isinya membahas blog. Dan aku pun lalu tahu bahwa ternyata rubrik Blogger itu adalah hasil kerjasama Radar Banjarmasin dengan Kayuh Baimbai, yang ternyata adalah komunitas blogger Kalimantan Selantan yang terbesar.
Segera muncul keinginan saat itu juga untuk bergabung dengan organisasi tersebut. Keuntungan yang bisa kuperolerh bila menjadi anggota tentu saja banyak, sulit aku menjelaskannya.
Singkat cerita, kuajaklah Qori, temanku di Al Falah yang sudah lama sekali berkecimpung di dunia blog dan saat ini dia sudah jadi orang gila (gila blog!), untuk bergabung di Komunitas Blogger Kalsel tersebut.
“Ah, aku rancak dah manakuni buhannya tu Zian ai, tapi kada suah direspond!”
Namun barangkali memang sudah tabiatku yang “pangarasan”. Aku tetap mencoba untuk bergabung. Kutanyakan saja pada beberapa orang anggotanya, toh tak ada salah dan ruginya.


Lalu ketika tiba kesempatan ke warnet,—kubilang kesempatan karena aku adalah seorang santri Pondok Pesantren Al Falah yang sudah sangat terkenal dengan ketatnya peraturan, tak terkecuali izin keluar pondok—langsung saja kubuka kayuhbaimbai.org, dan lewat sana kubuka beberapa blog milik anggotanya. Kutanyakan pada mereka tentang bagaimana caranya bergabung di Kayuh Baimbai. Tapi namanya juga bukan chatting, jadi kesempatan untuk segera menerima jawaban sangatlah kecil.
Beberapa hari setelahnya, dengan meminjam HP milik Khairul, (dia nekad membawa HP ke pondok, padahal sanksi bila sampai ketahuan oleh Ustadz sudah terkenal sangat berat di seantero Al Falah: HP tersebut dibakar dan bila ketahuan lagi langsung dikeluarkan!), kulihat blogku. Siapa tahu dari beberapa anggota yang kutanyai itu ada yang membalas.
Dan benar saja, Chandra (SoulHarmony) dengan sangat amat tegas menulis:
“Saya undang untuk bergabung dengan komunitas blogger kalsel dan ikuti ketentuannya. Salam.
Chandra (085251534313 / 7718393)”
Kalau saja tidak memalukan, mungkin saat itu aku akan melompat dengan setinggi-tingginya dan berteriak “Ciiiiihhhuuuuyyyyyyyy!!!!!!”
Segera kuhubungi Chandra lewat nomor yang ia berikan itu. Lalu dia jelaskan bagaimana cara mendaftarnya. Selain itu dia juga mengajakku mengikuti pertemuan yang akan dilaksanakan pada malam Selasa di Radio Star FM, Banjarbaru. Katanya, setelah kita mendaftar via online, kita tetap tidak bisa jadi anggota bila tidak mengikuti pertemuan semacam itu, istilah mereka KOPDAR (Kopi Darat).
Nah, bila kisahku ini adalah sebuah cerpen, maka puncak konfliknya ialah saat bagaimana caranya aku mengikuti KOPDAR yang jarang-jarang ada itu, sementara uangku sangat sulit dijelaskan bagaimana keadaannya. Bagaimana aku dari Lansdasan Ulin ini ke Banjarbaru kalau tidak dengan membayar ongkos taksi? Belum lagi acaranya malam, bagaimana aku pulangnya nanti? Taksi kan malam sudah habis. Dan yang terakhir adalah masalah izin keluar. Mungkinkah aku diberi izin keluar untuk acara semacam itu, malam lagi!
Aku terus putar otak. Saat itu rasanya pikiranku seperti air ledeng yang tidak mengalir. Mati!
Tapi ternyata otakku masih bisa juga bekerja. Satu masalah bisa terpecahkan, yakni masalah pulang ke pondok. Aku bisa minta bantuan M. Noor yang rumahnya di Banjarbaru untuk menampungku di rumahnya samalaman, dan paginya aku bisa pulang dengan taksi. Sekalian saja dia kuajak ikut, dia kan blogger juga.
Masalah duit, terpaksa aku terus terang pada orang tuaku bahwa uangku saat ini sangat sekarat. Beberapa hari setelahnya mereka pun ke Al Falah, memberikanku uang (dengan wajah terpaksa).
Sedangkan izin, seperti yang sudah kubilang, di Pesantren Al Falah ini semuanya sangat ketat, termasuk izin. Dan ternyata memang benar-benar watakku,—yang harus betul-betul kusyukuri—aku tak akan menyerah sebelum benar-benar kalah. Siang Seninnya, sesudah shalat zuhur berjamaah, aku ke rumah wali kelasku. Tentu saja untuk minta izin keluar.
Kuakui, Ustadz yang jadi wali kelasku itu sangat baik terhadapku, tanpa banyak cincong Beliau membubuhkan tanda tangannya di Kartu Izinku pada tabel izin keluar!
Yesss! Semua masalah telah terselesaikan. Sore itu juga aku ke Banjarbaru setelah sebelumnya janji ketemuan dengan M. Noor di toko buku Riyadh.
Singkatnya, aku pun bisa ikut KOPDAR, dan tentunya, aku resmi jadi anggota Kayuh Baimbai. Tak percaya? Lihat saja fotoku yang terpajang di halaman ini.
Salam sejahtera untuk semua anggota Kayuh Baimbai yang baik-baik dan imut-imut...

Foto aku, M.Noor dan chandra di Star FM:


Foto lainnya: