Monday, May 30, 2011

2 SMS

Siang ini, di perjalanan pulang dari kampus sehabis berjibaku dengan middle test, dua SMS menggembirakan mendarat di inbox-ku.
Pertama dari teman sekelas, bunyinya:
Ass. wr. wb.
Bsok smpai hari Ahad (minggu) kta lbur, hri snin kta kmbali lg u/ UTS...
Tlong kasih tau tmn2 yg laen.

Wayah

Si kacut guring di bawah gumbaan
Padapuran magin bajabuk
Pambanyuan bukah ka batang
Di batang sungai tambah basurut, karuh
Babau kumpai
Liwar musim pambarat
Kakanakan mandi balumba, kada tatahu
Bacakut, ngapa lagi:
pahumaan tasanda, balukuk likat
Tagal kacipratan, kacipratan ading...

Mandastana, 29 Mei 2011

Lelah

teriakan bisu


Tapi kehidupan telah jauh terlupakan
Dan aku bosan mengeja "setidaknya"
Dibawa kendaraan yang berlalu-lalang
Berlalu
Maka aku tergeragap
Kebisuan telah menjadi mimpi bagi kealpaan
Satu klausa yang dijanjikan
Lampu kota menyala
Menembus debu, sebutir debu
Nafas kentut yang diagung-muliakan
Lalu jalanan telah rata beralas aspal
Ah, lelah

29 Mei 2011

(Dimuat di harian Media Kalimantan, edisi Rabu, 15 Juni 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Saturday, May 28, 2011

Tentang Gelombang

teriakan bisu

Lalu tangis kita pecah
Pada laut, yang tertanam dalam pelarian kita
Sauh yang diangkat
Lengang panjang desir angin
Kita tercerabut, karena jatuh cinta terlalu cepat
Sekejap isapan sebatang rokok di siring sungai
Sungai itu kini bergelombang
Akan kau layari samudraku
Siang malam akan menjadi satu

Mandastana, 22 Mei 2011

(Dimuat di harian Radar Banjarmasin, edisi Minggu, 10 Juli 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Mengembalikan Semangat Ngeblog

Benar bahwa sekarang dunia blogging mulai mengalami “keterpurukan” dikarenakan situs-situs jejaring sosial yang lebih praktis, bahkan ada yang punya fasilitas layaknya blog, mempublikasikan tulisan yang panjang. Kendati demikian, tetap saja blog masih memiliki banyak keunggulan, seperti mudahnya terlacak di mesin pencari.
Saya setuju sekali bahwa aktifitas blogging ini memang mesti “dihidupkan” kembali. Lalu, bagaimana caranya? Nah, di sini saya punya beberapa usulan yang mungkin bisa diterapkan.

Monday, May 16, 2011

Senin Siang di Ruang Makan


Meja 5, barisan kiri.
“Jadi jua kah Kamis ni bulik bulanan?”
“Iyakah? Jar siapa ikam Mat?”
“Jar buhannya pang…”
“O iih, ada ai Ustadz Ahmad sumalam bapadah di kelas kami.”
“Kenapa jar? Maka baluman awal bulan?”
“Kamis kainanya lagi Presiden handak datang ke pondok jar…”
“Hah? Bujuran?”

Thursday, May 12, 2011

Tentang



Ini tentang keakanan
Pada waktu yang entah kapan
Tentang dongeng kesetiaan
Pada cinta yang kau lupa telah dedahkan


(Puisi ini pernah dimuat di harian Banjarmasin Post, Minggu, 7 Agustus 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Aduh


Aduh, PC butuku pingsan mendadak
Pagi-pagi sudah mati lampu
Pa Usup bakal tersenyum lagi
Melihat aku--pelanggan setianya--datang kembali dengan sebongkah rongsokan
Aduh, siang bulan Mei ini panas sekali
Kipas angin bisu
Humap
Kamar sempit ini terasa memagut
Atap seng seperti runtuh
Aduh, sudah malam belum juga nyala
Adikku belajar dalam gelap
Ibu mengeluh minyak tanah habis
Aku mencoba keluar rumah
Rupanya langit malam lebih terang

Mei 2011

Anak Sungai


teriakan bisu

Kita menyaksikannya setiap hari
Gunung-gunung hitam lewat perlahan menyisir di atas sungai kita
Mereka beriringan
Katamu, itu emas kita yang didonorkan ke dalam perut mereka
Katamu lagi, mereka kelaparan, maka kasianilah
Hati-hatilah, pesanku padamu
Rumah kayumu di bibir sungai bisa remuk kena serempet tongkang seperti itu
Atau jukungmu tenggelam ditindih gelombangnya
Tenanglah, aku bisa menuntutnya seharga sepeda motor, jawabmu lepas
(Aku beranjak pamit sehabis mendedah salam)
Aku sudah punya HP, nanti kau ku-SMS, senyummu lagi
(Dan kita pun lantas berpisah)

Handil Bakti, 11 Mei 2011

(Dimuat di harian Radar Banjarmasin, edisi Minggu, 10 Juli 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)