Monday, December 12, 2011

Teater

teater rufaidah
Saya mulai menyukai teater sejak menonton pementasan Chantika oleh grup teater Wasi Putih dengan sutradara Andi Sahludin di Taman Budaya. Teater tersebut diangkat dari cerpen “guru” saya, Harie Insani Putra yang berjudul Chantika dan Bola Matanya. Sumpah, pementasan itu benar-benar memikat hati saya.

Monday, November 28, 2011

Catatan Saat Termenung Malam-Malam

Kawan, ini cerita yang tidak penting. Jadi kau tak perlu mengikuti cerita ini.
Sewaktu jadi santri dulu, aku punya teman yang luar biasa sibuk. Sebut saja namanya Jani. Pramuka, perkumpulan santri Banjarmasin, IKPPF, dan banyak lagi. Saking sibuknya, sampai-sampai kawan-kawan memanggilnya isytigal, tak terkecuali aku. Tapi ia cuek, atau mungkin bangga dengan sebutan itu. Jani kadang benar-benar sibuk, tapi kadang bisa juga hanya sok sibuk. Mungkin baginya itu ‘gaya’. Kami sendiri, tak jarang menjadikan Jani sebagai olok-olokkan, dan sering mengejeknya. Dan Jani, tetap tak peduli.

Friday, November 4, 2011

Ngeblog Pakai Wordpress (bag. 2)

Jika pada tutorial sebelumnya saya sudah jelaskan dengan simpel gimana caranya bikin blog dengan WordPress, sekarang saya akan kasih langkah-langkah membuat posting (tulisan) di blog WordPress, karena banyak yang mengaku bingung menggunakan WordPress.
Oke, langsung aja.
1. Log in dulu, caranya buka http://alamatbloganda.wordpress.com/wp-admin , isi USERNAME dan KATA SANDI, lalu klik tombol MASUK.

Wednesday, October 26, 2011

Cara "Mengakali" Tugas dari Dosen

Kami punya dosen, yang menurutku cukup 'manja'. Ia tak mau ada yang tidak sesuai dengan keinginannya. Salah-salah, ia bisa ngambek! Ia dosen yang akan marah bila ada mahasiswa yang masuk kelas terlambat.
Di kelas lain, beberapa mahasiswa terlambat. Mereka diberi sanksi mengetik dua bab dari buku yang disusun sendiri oleh dosen itu. Ketikan itu harus sudah dikirim via email beberapa jam setelah jam kuliah berakhir.
Buku itu sangat besar, dan ukuran font di dalamnya pasti tidak akan lebih dari 10. Singkatnya, 2 bab itu pekerjaan yang sangat amat berat!

Thursday, October 20, 2011

Toko Buku Zian

Hy kawan, tempo hari aku ikut kontes review halaman blogger di koran Media Kalimantan (Media Blogger) yang hadiahnya subdomain kayuhbaimbai.org. Alhamdulillah, reviewku terpilih sebagai salah satu pemenang (ada 3 pemenang). Jadi sekarang aku punya blog baru dengan alamat http://zian.kayuhbaimbai.org.

Friday, October 14, 2011

Ngeblog Masuk Koran


Kini, ada 1 halaman penuh khusus dunia blogging di koran Media Kalimantan tiap hari Selasa

Memang, banyak para blogger sekarang ini ‘terjebak’ dalam situs jejaring sosial. Banyaknya fitur yang ditawarkan situs jejaring sosial membuat itu menjadi mungkin. Namun benarkah blog kalah dengan jejaring sosial? Tentu saja tidak.

Sunday, October 9, 2011

Foto-foto Kopdar di Batola Kemarin

Kopdar di Mandastana, Barito Kuala
Kopdar di rumahku
Hari Ahad, tanggal 25 September lewat, Komunitas Blogger Kalimantan Selatan Kayuh Baimbai (KKB) kembali mengadakan kopdar, setelah cukup lama tidak ngumpul-ngumpul. Kebetulan lokasinya di rumahku, di Desa Puntik Dalam, kec. Mandastana, Barito Kuala. Sekitar 18 km dari Banjarmasin.

Wah, seru sekali pokoknya. Untuk report lengkapnya bisa ditengok langsung di sini. Dalam postingan ini aku cuma mau majang foto-fotonya.

Blogger Nusantara Blogpreneur Indonesia

Blogger Nusantara Blogpreneur Indonesia merupakan ide dan gagasan sekaligus momentum besar bagi sejarah perkembangan Blogger di Indonesia. Blogger Nusantara ialah event nasional blogger yang direncanakan 1000 Blogger akan melaksanakan kopdar di Sidoarjo 27-30 Oktober 2011.

Friday, October 7, 2011

Jalan Pulang

cinta bahalap - antologi puisi barito kuala

Mencakar damai, menyusur kabut;
di sana bersarang mimpi beserta sayap-sayapnya
Terkulai, mengendap, menyublim

Dalam tidur yang sama, dijumpa lagi peradaban beserta langitnya
Dan tanah yang membatu
Di matamu, sebuah sumur dengan kedalaman yang berkilau
Meretas pergumulan panjang, menanak keheningan paragrafmu

Telah usai narasi beku
Menjadi elegi musim kemarau
Menjadi jalan setapak panjang untuk aku pulang

Puntik Dalam, September 2011

(Puisi ini dimuat di harian Radar Banjarmasin, Minggu, 9 Oktober 2011 dan dibukukan dalam Cinta Bahalap: Kumpulan Puisi Penyait Batola Tahun 2013)

Khadam (Hendak) Jadi Raja Mamanda

cinta bahalap - antologi puisi barito kuala

"Sauuuuudara...!"
biola menyayat
mangkubumi telah berhkianat

apalah makna permadani hijau yang membentang
segala maka harus tepat di sidang

antara harapan pertama kedua juga
baladonmu tak jadi doa
tongkatmu lepas begitu saja
tombakmu tak bisa tusuk apa-apa
hanya ratu dan putri meregang luka

khadam-diang rebah makan tanah
panglima perang tak pernah kalah

ikutlah menari-nyanyi duhai wazir
nasehatmu tadi kata terakhir...
raja kita raja kafir!

"Bujur banar.... Tarusakannnn!"
namun lampu pentas telah mati

Marabahan, Juli 2011

(Puisi ini dimuat di harian Radar Banjarmasin, Minggu, 9 Oktober 2011 dan dibukukan dalam Cinta Bahalap: Antologi Puisi Penyair Batola Tahun 2013)

Menunggu Makan Malam

cinta bahalap - antologi puisi barito kuala

Izinkan lelah menitik nadinya, petang
Kilatan-kilatan yang mengintai, sewarna darah dan nanah
Uh, lama-lama kita harus meringkuk dalam
Meringis atau merintih
Ini senja yang ringkih
Kenapa kita tidak sepakat saja, tentang masa lalu yang binal
Dalam solilokui
Suara dan gumam saling membunuh
Berlelah-lelah untuk pentas keabadian yang entah
Bergerilya bagi rasa resah

Handil Bakti, 7 Oktober 2011

(Puisi ini dimuat di harian Radar Banjarmasin, Minggu, 9 Oktober 2011 dan dibukukan dalam Cinta Bahalap: Antologi Puisi Penyair Batola Tahun 2013)

Dialog

balian jazirah anak ladang - aruh sastra viii

Di awal sajak kita berbincang
Kau lahir dari rahim hampa
Lalu tumbuh di dermaga sepi
Pada petala langit, kau eja lagi mimpi tadi malam
Hujan yang basah
Matahari yang meleleh
Dan kota-kota angin telah mencerabut kata-kata yang kau susun dalam sajak
Dalam hutan dan sungai
O, jalanan menjadi arus bersama kecipak-riak
Di sisi bangku taman itu, bunga-bunga menyemai harum kelopaknya
Dialog kita sampai hingga klausa tervulgar
Kalimatmu terhenti pada raung motor yang tumpah
"Topan sudah mengotak-ngotakkan tanahku"
Gunung merendah, gedung membuncah
Lalu kau turunkan sunyi ini
Dalam dialog yang sama, kita merapatkan kalimat-kalimat lagi

Marabahan, Juni 2011

(Puisi ini imuat dalam buku Balian Jazirah Anak Ladang, sebagai 30 puisi nominasi Aruh Sastra Kal Sel VIII 2011)

Thursday, October 6, 2011

Ngeblog Pake Wordpress

wp

Wordpress atau yang biasa disingkat WP, adalah salah satu situs penyedia layanan pembuatan blog dengan kelebihannya tersendiri dibanding yang lain. Cara pembuatannya cukup mudah, yuk ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Buka www.wordpress.com.
2. Klik tombol besar bertuliskan “Get started here” yang ada di samping kiri.
3. Kemudian kamu akan diminta mengisi:
-Alamat Blog
Ini sangat menentukan blogmu, karena alamat blog inilah yang nantinya akan kamu berikan kepada orang yang ingin mengunjungi blogmu. Jadi sebaiknya gunakanlah alamat yang mudah diingat. Contoh: duniasantri, maka alamat blogmu nantinya http://duniasantri.wordpress.com.
Karakter spasi tidak diperbolehkan dalam alamat ini.
-Username
Biasanya kolom ini akan otomatis terisi sesuai dengan kata yang kamu gunakan di kolom Alamat Blog, misalnya duniasantri. Tapi kamu bisa menggantinya dengan yang lain. Terserah, yang penting kamu mudah mengingatnya, karena Username inilah yang akan kamu gunakan setiap akan Log in.
-Password
Isi dengan karakter yang sulit ditebak, namun mudah kamu ingat.
-Konfirmasi Password
Ketik kembali karakter yang tadi kamu ketik di kolom Password.
-Alamat Email
Isi dengan alamat emailmu yang aktif, karena pada tahap selanjutnya kamu harus membuka email.

Wednesday, September 28, 2011

Apa Sih Blogpreneur?

Apa kabar, blogger? Gimana ngeblognya? Eksis? Vakum? Hmmm... Terperangkap di jejaring sosial ya? Hehehe....

Ya sudah, pada tau nggak apa itu blogpreneur? Mau tau? Yuk intip tulisan Mas Harie berikut ini:
Blogger Nusantara Blogpreneur Indonesia

Tuesday, September 20, 2011

Teriakan Bisu, Antologi Puisi Saya, Budi, dan Ansyar

teriakan bisu

Judul: Teriakan Bisu (antologi puisi)
Penulis: Zian Armie Wahyufi, Imam Budiman, M. Ansyar (Forum Pena Pesantren)
Penerbit: Tahura Media
ISBN: 978-602--8414-08-1
Tebal: vi + 74 halaman
Ukuran: 14 x 21 cm
Harga: Rp. 23.000,-

Sunday, September 11, 2011

Buku Terakhir



ADLAN
Huft, akhirnya sampai juga di rumah Mas Harie, setelah tadi hampir setengah jam keliling-keliling Banjarbaru dan bertanya sana-sini lokasi Komplek Wira Pratama II, nomor G 17. Mas Harie rupanya juga sudah menungguku di beranda rumah. Kulihat jam di HP, sudah pukul 12.20, berarti hampir dua jam perjalanan dari rumah kakakku di Handil Bakti. Syukurlah ada jalan tembus yang baru satu tahun ini selesai (namun sudah banyak kubangan air besar lantaran truk-truk yang berseliweran sekehendak hati atau mungkin karena kualitas aspalnya yang rendah, buah dari korupsi). Kalau tidak, pastilah akan memakan waktu lebih lama lagi, dan akibatnya aku tidak akan sempat ke kampus sore ini untuk ikut latihan paduan suara.
“Masuk, Lan!” Mas Harie segera menyambutku dengan senyum.
“Inggih Mas.”

Thursday, September 1, 2011

Sekarung Kebahagiaan dari Surga


Pernahkah kau mendengar cerita tentang sekarung kebahagiaan dari surga? Sepertinya kau belum pernah mendengarnya. Ini cerita yang sangat rahasia, dan selalu dicoba hilangkan dari dunia. Hanya segelintir orang yang tahu tentang cerita ini, salah satunya adalah Kakek. Di suatu malam yang dingin, beliau menceritakannya padaku, karena takut cerita ini akan benar-benar musnah. “Dalam cerita inilah kebenaran yang sesungguhnya,” terang Kakek malam itu.

Wednesday, August 24, 2011

Belajar Baca Puisi di Tadarus Puisi 2011

Bersama Arief Rahman (Itay), dini hari itu aku membacakan puisi karya alm. Eza Thabri Husano yang berjudul Elegi Musim.

menangkis tusukan cinta yang tak bersih. musim amis (Itay)
aku membasuh sayap mimpi di karat sunyi (aku)
kau peluk habis musim bergaun airmata (Itay)
aku berjuntai damai menaksir maut (aku)
kau kehilangan jejak mengemis takdir waktu (Itay)
aku mengganggang nyala api di tungku batu (aku)
rindu-dendam tak usai mengucapkan narasi cinta (Itay)
aku melayat puisi untuk matamu yang terluka (aku)
kanan-kiri suara saling menghardik-menusuk (Itay)
aku menepi melupakan suara dan jarum tusukan (aku)
sebuah lakon tragedi di di pentas airmatamu (Itay)
aku sebuah monumen silam tanpa haru (aku)
penyair musim-penyair pisau belati! (Itay)
aku tak sedang meludahi perjalanan matahari (aku)

Sunday, August 21, 2011

Download Gratis Kumcer Tembok Suci

tembok suci

Berhubung banyak yang penasaran dengan buku kumpulan cerpen Tembok Suci karya anak-anak Forum Pena Pesntren, nih gue kasih PDF-nya. Yang mau donlot, monggo, gratis!

Download Tembok Suci.pdf

Tuesday, August 16, 2011

Musim Katam

cinta bahalap - antologi puisi barito kuala

Lakasi kita irik
Banih kuning maamas
Tampilainya dikapinggirakan

Jangan buat ka kadut
Kita labang dahulu di higa timbukan
Mun basah kaina mangacambah
Jagai labangan, jagai labangan…
Bursia dipatuk hayam
Bursia hujan

Malam ini kita gumba
Ingatakan, ingatakan…
Barang baparai dahulu tarawih di langgar
Barapa kadut kulihan, barapa kadut kulihan?

Jangan kalumpanan maandak ranggaman
Kubui ha awak sakira kada miang
Baisukan isuk kita mangatam pulang…

Puntik Dalam, 16 Agustus 2011

(Puisi ini dibukukan dalam Cinta Bahalap: Antologi Puisi Penyair Batola Tahun 2013)

Sunday, August 14, 2011

Titik Balik

Inilah titik balik
Saat faring terlalu haus, dan kita ingin kembali
ke dasar sungai
yang airnya kalat
Kita hanya beku di tengah ketidakmengertian
Begitu enggan rasanya menadah ke lain harapan
Kita merindukan tidur yang nyenyak tanpa berisik TV
Kita mengerti gedung-gedung kian tinggi
Lalu awan, lalu hujan
Lalu kita tak mengerti lagi

Agustus 2011

(Radar Banjarmasin, Minggu, 9 Oktober 2011)

Saturday, August 13, 2011

Teriakan Bisu, Kado 4 Tahun FPP

antologi puisi Teriakan Bisu

Tanpa terasa, empat tahun sudah Forum Pena Pesantren (FPP) berdiri sejak 20 Agustus 2007 silam. Cukup lama, sementara rasanya begitu sedikit apa yang telah kami hasilkan. Maka, selain sebagai kado ulang tahun untuk FPP, semoga saja terbitnya buku ini bisa mengurangi kegelisahan tersebut.
Yang ada di tangan Anda ini adalah buku kedua FPP, setelah kumpulan cerpen Tembok Suci (MinggurayaPRESS, April 2011). Masing-masing dari kami bertiga (Ansyar, Budi, Zian) menyumbang 20 puisi, sehingga terkumpul 60 puisi. Diurut berdasar tanggal pembuatan untuk melihat jejak kreatifitasnya. Kami sadari, tidak ada yang istimewa dari karya-karya kami ini, namun inilah sudah yang bisa kami hasilkan sampai saat ini.
Ucapan terima kasih kepada orangtua kami bertiga, sanak keluarga, mudirul ma’had Pon Pes Al Falah Putera, seluruh dewan ustadz, para karyawan-karyawati, dan dingsanak-dingsanak kami seluruh santri Pon Pes Al Falah, khususan anak-anak FPP.
Juga terima kasih yang tak terkira kepada pendiri FPP, M. Noor, dan “ustadz-ustadz” kami dalam menulis: Harie Insani Putra, Hajriansyah, Sandi Firly, Aliansyah Jumbawuya, dan Randu Alamsyah.
Salam…

Wednesday, August 3, 2011

Ternyata Dia...

Buka puasa kemarin luar biasa! Bersama kawan-kawan grup teater kampus Rufaidah, kami buka puasa bersama di Soto Bawah Jembatan. Kata Kak Indra, masih ada uang lebih dari proposal untuk lomba Bakesah Bahasa Banjar kemarin.
Di SMS, katanya waktu ngumpul jam 5.00. Jam 5.30 aku datang, dan ternyata yang lain masih belum datang. Aku menunggu di parkiran. Dua mobil Ranger masuk ke area parkir mobil. Lalu keluarlah beberapa orang laki-laki. Entah mengapa, salah satu dari mereka rasanya aku kenal. Siapa? Aku bertanya-tanya dalam hati. Kakak kelas saat di pondok kah? Ah, sudahlah.
***

Saturday, July 30, 2011

Seorang Wanita

Ia datang kepadaku
menggebu-gebu
"Terbitkan puisi ini!"

Ia datang lagi kepadaku
menggerutu
"Puisiku telah dirampas!"

Ia terus datang kepadaku
mengacung sebilah mandau
"Puisi berarti darah!"

Ia tak pernah datang lagi
meniggalkan sepucuk surat
"Aku hanyalah puisi..."

(Banjarmasin Post, Minggu, 7 Agustus 2011)

Wednesday, July 27, 2011

Setahun Setamat Pesantren

Memangnya masih penting aku menyimpan peci?
Lalu jas siapa puluhan juta ini?
Dan paha-paha menganga di TV dan jalan, bukan?
Serta pantat yang menyembul itu, kawankukah?

Ohoi… Itukah eskapisme?
Sinetron-sinetron itu, iklan-iklan itu, Duta Mall itu?
Di mana aku?
Siapa aku?!

Mandastana, 24 Juli 2011


(Banjarmasin Post, Minggu, 7 Agustus 2011)

Tuesday, July 26, 2011

Banjarbaru-Marabahan

teriakan bisu

Jalan pulang lebih panjang
Di sini musim tak mau berganti
Kami lahir, lalu mati
Sawah kami terbakar darah
Sawah kami tak juga berbuah

Jagaku tergopoh, ke hutan yang kosong
Ingin hujan lekas bertamu: aku rindu

Sepasang sepatu
Masih mengecap peluhku
Bagaimana dengan tanah dan lumpur yang menuakan kita?

Ada yang bergemeletuk
Ada langkah tersaruk
Lampu kota dinyalakan
Kugilas busuk di lembaran-lembaran koran
Aku keluar rumah
Ada pekat
Ada suara menyalak
Di lazuardi, batas kota semakin samar…

Mandastana, 17 Juli 2011

(Dimuat di harian Media Kalimantan, edisi Sabtu, 23 Juli 2011 dan dibukukan dalam antologi Puisi Teriakan Bisu)

Friday, July 15, 2011

Jadi Prajurit


"Kita diserang!"
"Kita akan mati konyol!"

"Benar panglima."
"Panglima, izinkan kami menghadapi mereka di luar! Haram manyarah!"
"Allaaaahu akbar!"

Cuma lima dialog itu sebenarnya yang harus kuhapalkan sebagai prajurit 2 (bahkan dua dialog pertama diteriakkan dari luar panggung), namun bagi orang yang belum pernah sekali-kali tampil di teater sepertiku ini, lima dialog tersebut rasanya seperti jawaban-jawaban yang harus dilontarkan untuk menanggapi pertanyaan malaikat Raqib dan 'Atid!

Wednesday, June 22, 2011

Di Mesjid Al Jami


Selasa tadi, saat jam istirahat siang, Khaidir mengajakku menikmati es campur di salah satu warung di Jl. Sultan Adam. Cuaca memang sangat panas siang itu, debu beterbangan. Semangkuk es camur sungguh tepat mengisi watu satu jam istirahat.
Sebentar lagi waktu ashar. Usai menyantap es campur (ditemani gorengan) itu Khaidir mengajakku shalat ashar di Mesjid Al Jami'.
Aku memang sangat jarang ke mesjid tersebut, karena letaknya bukan di jalan yang biasa kulewati pergi-pulang rumah ke kampus. Terkahir ke sana ialah saat menonton pembukaan Festival Maulid.

Saturday, June 18, 2011

Lomba Cipta Puisi, Cerpen, Cerita Rakyat, dan Pagelaran Sastra dalam Aruh Sastra VIII

(Dikutip dari Harian Pagi Media Kalimantan, 17 Juni 2011)
Aruh Sastra ke-8 Kal Sel di Barabai akan berlangsung tanggal 16-19 September 2011 dengan tema “Menebar Benih Sastra di Banua Murakata”. Seperti Aruh Sastra sebelumnya, panitia mengadakan beberapa lomba, yaitu:

1. Lomba Cipta Puisi Bahasa Indonesia (tema bebas)
2. Lomba Menulis Cerpen Bahasa Indonesia (tema bebas)
3. Lomba Menulis Cerita Rakyat (berkisar cerita rakyat yang ada di kab. HST)

Sunday, June 12, 2011

Kampung Batu

teriakan bisu

Buat apa kau datang ke kampungku
Di sini orang-orang telah menjadi batu
Lantaran durhaka pada mama-abahnya
Batu-batu itu pun kini telah lebur jadi debu, terbang beserta angin yang ribut
Sisa aku di sini--yang juga telah durhaka, menunggu jadi batu dan debu

Mama-abah pergi umrah
Jadi, masih tertarik datang ke kampungku?

(Dimuat di harian Radar Banjarmasin, edisi Minggu, 10 Juli 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Sunday, June 5, 2011

Review Novel Rumah Debu: Novel Ini Gue Banget!

rumah-debu2
Judul: Rumah Debu (novel)
Penulis: Sandi Firly
Penerbit: Tahura Media
Tebal: 156 halaman

Sebenarnya sudah begitu banyak yang menulis resensi mengenai novel ini, Rumah Debu karya Sandi Firly, dengan pembahasannya yang cukup mendalam dan deteil. Maka di sini saya hanya akan mengupasnya dari sudut pandang saya pribadi saja.

Monday, May 30, 2011

2 SMS

Siang ini, di perjalanan pulang dari kampus sehabis berjibaku dengan middle test, dua SMS menggembirakan mendarat di inbox-ku.
Pertama dari teman sekelas, bunyinya:
Ass. wr. wb.
Bsok smpai hari Ahad (minggu) kta lbur, hri snin kta kmbali lg u/ UTS...
Tlong kasih tau tmn2 yg laen.

Wayah

Si kacut guring di bawah gumbaan
Padapuran magin bajabuk
Pambanyuan bukah ka batang
Di batang sungai tambah basurut, karuh
Babau kumpai
Liwar musim pambarat
Kakanakan mandi balumba, kada tatahu
Bacakut, ngapa lagi:
pahumaan tasanda, balukuk likat
Tagal kacipratan, kacipratan ading...

Mandastana, 29 Mei 2011

Lelah

teriakan bisu


Tapi kehidupan telah jauh terlupakan
Dan aku bosan mengeja "setidaknya"
Dibawa kendaraan yang berlalu-lalang
Berlalu
Maka aku tergeragap
Kebisuan telah menjadi mimpi bagi kealpaan
Satu klausa yang dijanjikan
Lampu kota menyala
Menembus debu, sebutir debu
Nafas kentut yang diagung-muliakan
Lalu jalanan telah rata beralas aspal
Ah, lelah

29 Mei 2011

(Dimuat di harian Media Kalimantan, edisi Rabu, 15 Juni 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Saturday, May 28, 2011

Tentang Gelombang

teriakan bisu

Lalu tangis kita pecah
Pada laut, yang tertanam dalam pelarian kita
Sauh yang diangkat
Lengang panjang desir angin
Kita tercerabut, karena jatuh cinta terlalu cepat
Sekejap isapan sebatang rokok di siring sungai
Sungai itu kini bergelombang
Akan kau layari samudraku
Siang malam akan menjadi satu

Mandastana, 22 Mei 2011

(Dimuat di harian Radar Banjarmasin, edisi Minggu, 10 Juli 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Mengembalikan Semangat Ngeblog

Benar bahwa sekarang dunia blogging mulai mengalami “keterpurukan” dikarenakan situs-situs jejaring sosial yang lebih praktis, bahkan ada yang punya fasilitas layaknya blog, mempublikasikan tulisan yang panjang. Kendati demikian, tetap saja blog masih memiliki banyak keunggulan, seperti mudahnya terlacak di mesin pencari.
Saya setuju sekali bahwa aktifitas blogging ini memang mesti “dihidupkan” kembali. Lalu, bagaimana caranya? Nah, di sini saya punya beberapa usulan yang mungkin bisa diterapkan.

Monday, May 16, 2011

Senin Siang di Ruang Makan


Meja 5, barisan kiri.
“Jadi jua kah Kamis ni bulik bulanan?”
“Iyakah? Jar siapa ikam Mat?”
“Jar buhannya pang…”
“O iih, ada ai Ustadz Ahmad sumalam bapadah di kelas kami.”
“Kenapa jar? Maka baluman awal bulan?”
“Kamis kainanya lagi Presiden handak datang ke pondok jar…”
“Hah? Bujuran?”

Thursday, May 12, 2011

Tentang



Ini tentang keakanan
Pada waktu yang entah kapan
Tentang dongeng kesetiaan
Pada cinta yang kau lupa telah dedahkan


(Puisi ini pernah dimuat di harian Banjarmasin Post, Minggu, 7 Agustus 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Aduh


Aduh, PC butuku pingsan mendadak
Pagi-pagi sudah mati lampu
Pa Usup bakal tersenyum lagi
Melihat aku--pelanggan setianya--datang kembali dengan sebongkah rongsokan
Aduh, siang bulan Mei ini panas sekali
Kipas angin bisu
Humap
Kamar sempit ini terasa memagut
Atap seng seperti runtuh
Aduh, sudah malam belum juga nyala
Adikku belajar dalam gelap
Ibu mengeluh minyak tanah habis
Aku mencoba keluar rumah
Rupanya langit malam lebih terang

Mei 2011

Anak Sungai


teriakan bisu

Kita menyaksikannya setiap hari
Gunung-gunung hitam lewat perlahan menyisir di atas sungai kita
Mereka beriringan
Katamu, itu emas kita yang didonorkan ke dalam perut mereka
Katamu lagi, mereka kelaparan, maka kasianilah
Hati-hatilah, pesanku padamu
Rumah kayumu di bibir sungai bisa remuk kena serempet tongkang seperti itu
Atau jukungmu tenggelam ditindih gelombangnya
Tenanglah, aku bisa menuntutnya seharga sepeda motor, jawabmu lepas
(Aku beranjak pamit sehabis mendedah salam)
Aku sudah punya HP, nanti kau ku-SMS, senyummu lagi
(Dan kita pun lantas berpisah)

Handil Bakti, 11 Mei 2011

(Dimuat di harian Radar Banjarmasin, edisi Minggu, 10 Juli 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Thursday, April 28, 2011

Malam


teriakan bisu

Larut malam lagi aku pulang
Langit gelap
Gerimis beranak-pinak


Banjarmasin, 27 April 2011

(Puisi ini dimuat di harian Banjarmasin Post, Minggu, 7 Agustus 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Sunday, April 24, 2011

Ambigu


Sejak kecil hingga bangku tsanawiyah di pesantren Al Falah, saya selalu beranggapan bahwa Muhammadiyah adalah “agama” yang menyimpang. Mungkin karena begitu kuatnya doktrin tersebut kepada saya. Dan kenyataannya orang-orang di sekitar saya memang selalu menasbihkan hal demikian.
Seiring bertambahnya usia serta ilmu yang diajarkan,

Tuesday, April 19, 2011

Krak!


teriakan bisu

Kau tulis sajak
Kau tulis jejak
Kau tulis serak
Kau tulis berontak
Kau tulis gejolak
Kau tulis bentak
Kau tulis sorak
Kau tulis teriak
Kau tulis sesak
Kau tulis Bapak
Kau tulis Anak
Kau tulis sentak
Kau tulis gertak
Kau tulis benak
Kau tulis jarak
Kau tulis hentak
Kau tulis gerak
Kau tulis detak
Kau tulis retak
Kau tulis kelak
Kau tulis tebak
Kau tulis hendak
Kau tulis tidak


(Dimuat di harian Radar Banjarmasin, edisi Minggu, 10 Juli 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Friday, April 8, 2011

Pribahasa Banjar (mun kawa tambahiakan)

1. Handak bangkung langsat tadapat bangkung durian (ingin isteri yang cantik yang didapat isteri yang jelek)
2. Di banua saurang kaya macan, di banua urang kaya acan (beraninya cuma di lingkungan sendiri)
3. Kaya burung bilatuk manabuk luang (orang yang kerja keras)
4. Kaladi maucap birah (mencerca orang yang lebih itnggi martabatnya)
5. Sudah tacalubuk kadua balah batis (terlambat)

Thursday, March 31, 2011

Sepenggal Kata


Senja kian tua. Getaran nafas kita, berteriak dalam kenaifan. Cinta memainkan lakonnya.
"Sudahlah, tak ada yang patut disalahkan, kita begitu berbeda dalam banyak hal, kecuali rindu yang belum kunjung habis."
Atau hujan bergerombol membelai kulit wangimu, dan kedinginan terus mengintaimu.

(Banjarmasin Post, Minggu, 7 Agustus 2011)

Friday, March 4, 2011

Secangkir Teh di Malam yang Berkabung


Biar kupinjam lelah penatmu yang tergulir pada paragraf-paragraf yang belum selesai
Tua menghitung waktu demi waktu berlumur teh
Karena giliranmu telah sampai di titik kulminasi paling rindu
Seperti kata dalam benakmu
Seperti bias senja, sebelum hujan satu persatu membasuh hatimu
Lantas, pertanyaan lama itu bisu kembali
Dan sungai menggiring senja ke muara
Kemudian, diam-diam aku melipat malam!

Mandastana, feb 11

(Dimuat di harian Media Kalimantan, edisi Minggu, 3 April 2011  dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)

Saturday, February 26, 2011

Tembok Suci

tembok suci - forum pena pesantren
Judul : Tembok Suci (Kumpulan Cerpen)
Penulis : Forum Pena Pesantren
Penerbit : Mingguraya Press

Saturday, February 12, 2011

Nini Jablay Behind The Screen


Sungguh, ini adalah cerpen lama, kubuat di bulan April 2008. Cerpen yang iseng kukirim ke harian Radar Banjarmasin, entah itu kapan, sudah sangat lama.

Tuesday, February 8, 2011

Mandiangin, 3 Tahun Kayuh Baimbai



Na… kaini kesahnya uhannya ai. Hari Ahad sumalam tu unda lawan kakawanan Kayuh Baimbai (blogger banua) tulakan ka Mandiangin, dalam rangka ulang tahun Kayuh Baimbai nang katiga. Bakumpulnya pamulaan di Taman Air Mancur Banjarbaru. Di undangan jam 8, jadi jam setengah 8 tulak sudah unda matan Handil Bakti. Sampai ka sana jam satangah 9, harau, kadadaan lagi urangnya. Unda ja sakalinya nang datang sungsung, maka panjauhnya.

Jadi daripada muyak mahadangi, umpatan nangkaya urang ai jua kuliling Murjani, kesah lari pagi jua nih. Barapa putaran kah (manggah sudah), lalu tatamu Heri, bubuhan Kayuh Baimbai jua (sidin ni jadi tapaimbai lawan unda). Ka Taman Air Mancur ai kami. Na, di sana ada sudah sakalinya si ketua (seumur hidup)-nya, amang Harie, lawan amang Saprie. Dudukanai dulu kami mahadangi bubuhan nang lain.