Friday, July 17, 2009
Doa Bersama Hujan
Aku tak pernah berdoa
Kau kirimkan butiran ebun dari subuhmu
Sebab lukisan wujudmu belum juga punah
Aku tak pernah berdoa
Kau kembali mengantar mimpi
Meski, kau telah hilang sebelum malam
Aku tak pernah berdoa
Namaku kau sebut bersama hujan
Setelah hari-hariku diisi badai
Biar...
Biar sepi menjerat tidurku
Siapa tahu, kau yang berdoa untukku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Berbicara mengenai destinasi wisata Kalsel , maka saya pikir Kotabaru adalah jawaban terbaik. Begitu banyaknya tempat-tempat yang memukau ma...
-
Aku berusia 32 tahun sedangkan dia 18... Jika kau berpikiran seperti itu maka akan terkesan konyol. Aku baru berusia 32 tahun, sementara...
-
Kemarin postingan saya berjudul "Jihad Luar Biasa" masuk koran Banjarmasin Post. Sebenarnya postingan itu postingan lama, dan se...
Do'ain aku ya,agar tetap ganteng!!!
ReplyDeletehe..he..
@ Ithay
ReplyDeletekadada hubungannya...
zian seorang perenung ternyata..
ReplyDelete@ dinoyudha
ReplyDeleteperenung? pelamun kali...
[...] cukup sulit. Tulisanku yang dimuat hari ini itu ialah dua puisiku: Satu Senja di Tepian Barito, dan Doa Bersama Hujan. Terima kasih untuk Bung Randu Alamsyah yang berkenan memuat puisiku [...]
ReplyDelete