Saturday, April 1, 2017

Danau Sari Ambun, Bati-Bati, Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Yang kuingat dari sore itu adalah bahwa saat itu sedang ada gladi untuk acara Grand Opening rumah sakit tempatku bekerja. Aku malas datang dan hanya tidur-tidur di kost seandainya tidak ada undangan acara "baarwahan" dari temanku Udin. Aku mandi, shalat ashar, dan mengarahkan motorku ke rumah mertua Udin. Usai baarwahan, aku mampir di rumah sakit. Acara gladi masih berlangsung, namun tidak jelas acaranya apa. Dengan Arif Gondang (selanjutnya disebut Gondang) yang saat itu jaga, aku nongkrong di IGD.
Saat itulah, pesan dari Rizky Abah (selanjutnya disebut Abah), mengatakan bahwa ia akan ke rs kami, mungkin mau lihat-lihat. Dan tak lama, ia datang.
Di antara obrolan kami yang panjang itulah, Gondang nyeletuk.
"Eh, kapan kita ke danau yang di Bati-bati itu?" (Sebelumnya aku pernah memberitahukan Gondang soal danau keren di Bati-bati, danau yang terbentuk secara alami, bukan hasil tambang batu bara atau tambang intan).
"Besok, gimana?" Abah langsung menyahut.
"Ayo," jawabku.
Maka sepakatlah kami, bahwa pada hari besok, Minggu, jam 3 sore (Gondang dan Abah dinas pagi, aku libur), kami akan berangkat ke Danau Sari Ambun.

***


Sejak pagi, langit hitam, gerimis turun dengan lembut. Tidak lebat, tidak pernah menjadi hujan, juga tidak pernah teduh, hanya gerimis, gerimis yang lembut. Dan rencana kami, nyaris saja batal.
Abah menghubungiku, menanyakan soal kepastian rencana hari ini. Kujawab, ya, jadi, kumpul di RS kami.
Jam 3 sore, kami pun berangkat bertiga (dengan dua motor). Gerimis masih turun saat itu, tapi tak cukup lebat untuk membuat baju kami basah. Dari yang kubaca dari sebuah blog, perlu sekitar satu jam untuk sampai ke Danau Sari Ambun dari Banjarbaru. Namun ternyata, belum satu jam, kami sudah tiba. Sepanjang perjalanan, jalan mulus beraspal, hanya beberapa ratus meter sebelum sampai jalan aspal berakhir, digantikan jalan berbatu.
Dan, beginilah penampakan sosok bernama Sari Ambun itu.
Danau Sari Ambun, Bati-Bati
Danau Sari Ambun, Bati-Bati
Danau Sari Ambun, Bati-Bati
Danau Sari Ambun, Bati-Bati


Ada semacam 'pulau' kecil di tepian danau tersebut. Sebuah jembatan atau 'titian' dibuat agar bisa ke pulau kecil tadi. Titian itu terdiri dari tiga batang bambu yang disusun. Alhasil, perlu keseimbangan tinggi untuk meniti di atasnya. Meski hampir jatuh, aku berhasil sampai dan kembali dengan selamat.
Danau Sari Ambun, Bati-Bati

Danau Sari Ambun, Bati-Bati
Danau Sari Ambun, Bati-Bati
Danau Sari Ambun, Bati-Bati

Melihat itu, Abah, yang berat badannya kutaksir 25 kilo di atasku, ingin mencoba juga. Sebelumnya ia telah menyerahkan HP-nya ke tanganku agar difotokan. Ia berhasil sampai ke pulau kecil itu, tapi tidak saat kembali. Keseimbangannya bermasalah, dan ya, terjadilah apa yang kupikirkan, maksudku, apa yang kuharapkan. Aku dan Gondang tertawa keras atas kejadian itu. Demikian pula pengunjung lain selain kami. Basah dan malu, entah mana yang paling menjengkelkan Abah. Namun demikian, ia mendapatkan foto bagus. Foto bagus yang membuang Gondang juga ikut iri.
Danau Sari Ambun, Bati-Bati

Sekarang giliran Gondang. Berat tubuh Gondang mirip saja dengan Abah.
"Mending tidak usah," saran bijak dari Abah, mengingat pengalamannya barusan.
Tapi bukan Gondang namanya jika mau menuruti nasihat orang lain. Ia tetap 'mangaras'. Dan hanya beberapa langkah (bukan melangkah tepatnya, tapi merangkak), Gondang tercebur. Aku dan Abah tertawa, pengunjung-pengunjung lain kulihat juga tertawa. Tapi Abah-lah yang tawanya paling keras. Tawa balas dendam.
Gondang tercebur nyaris seluruh tubuh, rupanya danau itu sangat dalam, padahal baru di tepiannya. Gondang kembali, melepas jaket, mengeringkan rokok dan HP lawasnya yang ikut basah. Lalu, kembali mencoba peruntungannya. Bukan Gondang namanya jika gagal, lantas berhenti. Ia memang berhasil mencapai pulau itu akhirnya, namun kembali terjatuh, meski tidak sefatal sebelumnya, saat kembali ke tepian.
Danau Sari Ambun, Bati-Bati

Danau Sari Ambun, Bati-Bati
Danau Sari Ambun, Bati-Bati

Saat kembali, kulihat Gondang dan Abah saling berpandangan, semacam membuat kesepakatan, lalu mereka berdua memandangku, satu-satunya yang tidak tercebur. Ada niat jahat dalam pandangan mereka. Syukurlah, niat itu tidak terlaksana.
Danau Sari Ambun, Bati-Bati

"Kalau tidak tercebur, nanti tidak ada kesannya," kata Gondang membela diri, yang diamini oleh Abah.
Kami pun pulang dengan basah-basah. Langit masih menurunkan gerimis saat kami pulang.
"Ada hujan lebat di mana sih? Perasaan cuma gerimis aja seharian ini." Hanya aku yang tertawa atas humorku itu.[]

Danau Sari Ambun, Bati-Bati

NB: kalau kawan ingin ke danau ini, berikut kordinatnya: 3°34'30.3"S 114°52'19.4"E

No comments:

Post a Comment