Saturday, December 5, 2015

Backpackeran Keliling Jawa (5)

Sabtu, 3 Oktober 2015
Aktivitas pagi dimulai dengan menemani Mas Jamal mengirim pesanan buku, dilanjutkan sarapan nasi pecel di warung, kemudian menuju tugu paling legendaris di Surabaya, patung pertarungan ikan sura dan buaya.

patung sura buaya - surabaya

Setelah itu meluncur ke  Jembatan Suramadu dengan bantuan Google Map, maklum, si Om Buku hanya tahu rute-rute yang ada hubungannya dengan buku. (^_^)v
Saat menaiki jembatan, saya benar-benar senang karena akhirnya tiba di atas jembatan terpanjang di Indonesia ini. Sementara saya kesenangan, Mas Jamal ketakutan setengah mati karena phobia ketinggian, ditambah laut yang bergelombang jauh di bawah kami.
jembatan suramadu - surabaya
jembatan suramadu - surabaya

Turun dari Jembatan Suramadu, kami mampir di warung es kelapa di pinggir jalan. Si pemilik warung jelas orang Madura asli. "Pokoknya rugi, kalau ke Madura tidak makan bebek Sinjay!" demikian kata si pemilik warung.
Perjalanan pun dilanjutkan. Dan kami sampai di Rumah Makan Bebek Goreng Sinjay!
rumah makan bebek goreng sinjay

Bebek goreng Sinjay terkenal memang bukan tanpa alasan. Rasa daging bebeknya, ditambah bumbu-bumbu rahasianya, benar-benar membuat lidah dimanjakan. Ini makan siang yang luar biasa.
Usai menyantap bebek goreng paling enak se-Indonesia, saya dan Mas Jamal melanjutkan petualangan ke ibu kota Madura, Bangkalan. Bukan untuk apa-apa, sekadar main Ingress, haha..
Tidak lama kemudian kami balik ke Surabaya. Mampir sebentar di Monumen Kapal Selam.
monumen kapal selam - surabaya

Mampir lagi di Gedung Balai Pemuda Surabaya karena saat itu kebetulan ada event Surabaya Book Fair 2015. Selesai melihat semua stand, saya dan Mas Jamal sepakat: nyaris tidak ada buku-buku "bagus" (sebenarnya semua buku adalah bagus, hanya saja tidak ada yang sesuai selera kami). Di samping itu, pengunjung dan peserta pameran tidak seramai dan sebanyak pameran buku di Banjarmasin ataupun Banjarbaru.
Selanjutnya saya diantar Mas Jamal ke Taman Bungkul. Katanya, taman ini dinobatkan sebagai taman terbaik se-Asia. Entahlah... Di sini kami keliling-keliling dan menikmati segelas jus segar.
Karena waktu keberangkatan pesawat pukul 5.50 PM, Taman Bungkul adalah tempat terakhir yang saya singgahi di Surabaya sebelum ke Bandara Juanda. Di depan Bandara Juanda, saya pamitan dengan Mas Jamal.
Terimakasih banyak Mas, atas waktunya menemani saya selama di Surabaya, atas tenaga dan bensinnya untuk menjemput dan mengantar saya jalan-jalan, untuk nginapnya, untuk makan dan minumnya, untuk buku dan kaos yang sampean kasihkan cuma-cuma buat saya, serta atas obrolan-obrolan mengasyikkannya. Semoga nanti ketemu lagi ya...

Pesawat delay. Nyaris pukul setengah 10 malam barulah saya tiba kembali di Kalimantan, Bandara Syamsudin Noor. Duan datang menjemput dan mengantar saya ke rumahnya. Di rumahnyalah saya sebelumnya menitipkan motor karena tidak jauh dengan bandara. Di rumah Duan saya disuguhkan makan malam, dan ia juga bilang bahwa kerusakan di motor saya (rusaknya sudah lama) sudah ia perbaiki dengan bantuan temannya. Saya sangat berterimakasih. Semoga kamu tidak jera membantu saya, Duan.
Malam itu juga saya pulang ke rumah dengan badan yang, anehnya, terasa tidak lelah...

(Selesai)

No comments:

Post a Comment