Sunday, May 11, 2014

Review: Orang Asing (Novel Albert Camus)

Orang Asing - The Outsider - Albert Camus

Judul: Orang Asing (L’Etranger/The Outsider/The Stranger)
Penulis: Albert Camus
Penerjemah: Apsanti Djokosujatno
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia 
Cetakan: Pertama (November, 2013)
ISBN: 978 979 4618 62 2

Bagaimana jika hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan kasusmu justru memberatkan kasusmu dan membuatmu dihukum gantung? Itulah yang terjadi pada Meursault, tokoh utama dalam novel Orang Asing (L’Etranger/The Outsider/The Stranger) karya Albert Camus. Seseorang yang terasing dengan lingkungannya, seseorang yang tanpa emosi, dan menganggap wajar apa yang sudah terjadi.
Cerita diawali dengan kabar kematian ibu Meursault yang berada di panti wreda. Alasan Meursault menitipkan ibunya ke panti wreda karena penghasilannya memang tak cukup untuk membiayai ibunya, lagipula di panti wreda ibunya tidak akan kesepian.
Meursault pun cuti kerja dan berangkat ke panti wreda. Meursault ditawari untuk melihat wajah jenazah ibunya, namun ia bilang itu tidak perlu. Meursault cukup tabah. Ia bahkan tidak menangis dan tidak menunjukkan emosi kesedihan.
Malam itu ia menunggui jenazah ibunya di sebuah ruangan di panti wreda. Teman-teman ibunya sesama penghuni panti wreda berdatangan. Meursault merokok, dan menerima kopi susu yang ditawarkan penjaga panti wreda karena ia sangat mengantuk. Meursault tertidur karena tidak kuat menahan kantuk yang menderanya. Keesokan harinya jenazah ibunya dikuburkan. Meursault masih tenang dan tabah.
Sehari setelah pemakaman ia bertemu dengan Marie, dan mereka berkencan.
Meursault juga mau tidak mau terlibat dalam masalah Raymond, tetangganya. Raymond menceritakan bahwa ia punya pacar yang suka berbohong dan ia memukulnya. Raymond memintanya menuliskan surat kepada pacarnya itu agar ia mau datang, dan mereka bisa bercinta untuk terakhir kali, juga agar Raymond bisa memukulnya untuk terakhir kali. Saat pacar Raymond itu datang, Raymond memaki dan memukulinya. Lalu datanglah polisi, dan Raymond ditahan. Raymond meminta Meursault untuk memberi kesaksian, maka Raymond pun dibebaskan.
Setelah bebas, Raymond mengajak Meursault dan Marie ke pantai ke sebuah rumah pantai milik teman Raymond. Di pantai itulah mereka bertemu saudara mantan pacar Raymond beserta teman-temannya dan mereka terlibat perkelahian. Raymond terluka dan mereka kembali ke rumah pantai. Raymond ingin membalasnya dengan mengambil sebuah pistol. Tapi Meursault mengambil pistol itu karena takut terjadi hal buruk.
Meursault kembali ke pantai sendirian, dan ia bertemu dengan salah satu yang menyerang mereka tadi. Meursault mengalami disorientasi karena panas dan silau. Dalam kondisi disorientasi itu, ia melihat orang tadi mencabut pisau. Ia pun menembaknya dengan pistol yang ia sita dari Raymond. Karena silau, ia kembali menambah empat tembakan pada orang tadi.
Meursault akhirnya disidang karena pembunuhan itu. Selama persidangan, Meursault lebih banyak diam. Penuntut memanfaatkan itu untuk menggambarkan kepribadiannya yang buruk. Ia dianggap bukan orang baik karena mengirim ibunya ke panti wreda, tidak ingin melihat wajah ibunya yang meninggal, tidak sedih saat pemakaman ibunya, merokok,  menerima tawaran kopi susu, dan tertidur saat menunggui jenazah ibunya, dan berkencan sehari setelah kematian ibunya. Meursault juga dianggap pembunuh yang kejam, tenang dan jitu dengan penuh perencanaan karena setelah satu kali tembakan, ia kembali menambah empat tembakan.
Hakim akhirnya memutuskan hukuman gantung atas Meursault. Ia digantung atas hal-hal yang ia lakukan tanpa sengaja. Bahkan ia, tetap tabah atas kematian yang akan mendatanginya itu.
Novel tipis yang menggunakan sudut pandang orang pertama ini terdiri dari dua bagian, masing-masing bagian terdiri dari 6 dan 5 bab. Terbit pertama kali dalam bahasa Prancis dengan judul L’Etranger pada tahun 1942, kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul The Outsider dan The Stranger. Novel filsafat yang mengusung tema absurd dan eksistensi ini secara permukaan tidak menghadirkan pergolakan emosi yang mengaduk-aduk, namun sesungguhnya memiliki makna yang sangat mendalam. Orang Asing juga menjadi kritik Albert Camus atas hukuman mati yang saat itu diterapkan.
Novel ini masuk dalam daftar 1001 Books You Must Read Before You Die. []

5 comments:

  1. Aseeek, hujan dan mengalir :)

    ReplyDelete
  2. Setuju dengan anda, tidak mengaduk-aduk emosi, begitulah absurditas.
    Boleh saya berbagi article tentang Wawancara dengan Albert Camus (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/08/wawancara-dengan-albert.html

    ReplyDelete
  3. Ini resensi yang bagus. Terima kasih. Salam daripada saya warga Malaysia.

    ReplyDelete
  4. Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Albert Camus, kutipan:" Saya lelaki Mediterranean, dengan badan sehat yang menyembah keindahan dan badan seperti orang Yunani kuno. Saya berada di antara kesengsaraan dan sinar matahari. Kesengsaraan menghentikan saya akan kepercayaan akan bahwa semua baik adanya di bawah matahari, dan akan sejarah; matahari mengajari saya bahwa sejarah bukanlah segalanya. "
    Saya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka blog di di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/08/wawancara-dengan-albert.html.

    ReplyDelete