Sunday, May 4, 2014

Review: The Old Man and The Sea (Novel Ernest Hemingway)

The Old Man and The Sea - lelaki tua dan laut - ernest hemingway
Judul: The Old Man and The Sea
Penulis: Ernest Hemingway
Penerbit: Selasar Publishing
Tahun: 2009
Tebal: 132 halaman

Ketika mendengar nama Ernest Hemingway, yang pertama terlintas pastilah The Old Man and The Sea yang merupakan karya masterpiece penulis ledendaris yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri tersebut.
The Old Man and The Sea berkisah tentang seorang tua bernama Santiago yang selama 84 hari tidak pernah mendapatkan ikan. Sebelumnya ia dibantu seorang bocah bernama Manolin, namun setelah 40 hari mereka tak juga mendapatkan ikan, orangtua si bocah menyuruh anaknya ikut dengan nelayan lain yang lebih beruntung. Namun meski tidak lagi membantu di laut, si bocah tetap membantu Santiago menyiapkan dan membereskan peralatan, juga memberinya makanan. Mereka berdua biasa berbincang soal pertandingan bisbol.
Santiago selalu berpikir bahwa setiap hari adalah hari baru. Ia yakin, 85 adalah angka keberuntungan. Di hari ke-85, ia mencari ikan lebih ke tengah dengan hanya berbekal sebotol air karena ia yakin akan pulang saat matahari tenggelam, dan optimis akan mendapatkan ikan besar. Sambil berbicara dengan dirinya sendiri, tiba-tiba seekor ikan besar mematuk umpan dan kailnya, membuktikan keyakinannya akan keberuntungan di hari ke-85. Karena cukup dalam, ia tidak tahu sebesar apa ikan itu, yang pasti, ikan itu mampu menyeret perahunya semakin jauh dari daratan selama berhari-hari setelahnya. Di hari kedua, saat ikan itu melompat ke udara untuk menghirup oksigen, barulah Santiago tahu ukuran sebenarnya ikan itu: dua kali lipat lebih besar dari perahunya! Seekor ikan marlin yang belum pernah ia lihat dengan ukuran sebesar itu, bahkan tak akan ada yang pernah membayangkannya. Santiago hanya bisa berharap ikan itu lengah dan ia bisa membunuhnya. Bahkan, saat ia akhirnya mampu menaklukkan ikan marlin raksasa itu, ia masih harus berjuang melawan kawanan hiu yang menggerogoti tangkapan besarnya itu.
Cerita selama berhari-hari penaklukan ikan marlin raksasa itulah, serta dialog-dialognya dengan diri sendiri selama di laut yang menjadi inti cerita ini.
Kebersahajaan, kesabaran, kekuatan hati, serta semangat yang tak pantang menyerah pada keadaan. Itulah yang bisa saya ambil dari novel yang memenangkan Pulitzer Prize tahun 1953 dan membawa Ernest Hemingway menjadi peraih nobel sastra tahun 1954 ini.
Novel ini, tentu saja, masuk dalam daftar 1001 Books You Must Read Before You Die. []

No comments:

Post a Comment