Wednesday, June 22, 2011

Di Mesjid Al Jami


Selasa tadi, saat jam istirahat siang, Khaidir mengajakku menikmati es campur di salah satu warung di Jl. Sultan Adam. Cuaca memang sangat panas siang itu, debu beterbangan. Semangkuk es camur sungguh tepat mengisi watu satu jam istirahat.
Sebentar lagi waktu ashar. Usai menyantap es campur (ditemani gorengan) itu Khaidir mengajakku shalat ashar di Mesjid Al Jami'.
Aku memang sangat jarang ke mesjid tersebut, karena letaknya bukan di jalan yang biasa kulewati pergi-pulang rumah ke kampus. Terkahir ke sana ialah saat menonton pembukaan Festival Maulid.

Nah, di teras Mesjid Al Jami' itu rupanya dipajang tabloid Serambi Ummah--yang terbit tiap Jumat, hal yang baru kuketahui. Sontak saja tabloid tersebut menyedot perhatianku, karena aku pernah mengirimkan cerpen pada redaksinya. Sesudah mengirim cerpen itu setiap Jumat aku beli Serambi Ummah, berharap cerpenku dimuat. Namun setelah beberapa pekan, yang kutemukan hanyalah kekecewaan :( , hingga akhirnya aku menyerah. Karena biasanya bila lewat 3 minggu maka kemungkinan besar ditolak.
Pandanganku secepat mungkin menyapu Serambi Ummah yang ditempel itu, mencari rubrik Kalam. Hah, aku tersentak. Judul "Memoar Dakwah" yang ditulis cukup besar itu seketika mengembangkan senyumku. Seolah masih ragu, kubaca nama penulisnya, benar-benar namaku! :)
Azan ashar berkumandang ketika aku menyelesaikan membaca kembali cerpenku tersebut.
***
Sore sepulang kuliah (pulang ke rumah kaka di Handil Bakti, karena habis magrib masuk kuliah lagi), aku membeli tabloid Serambi Ummah tersebut. Syukurlah, meski sudah hari Selasa, tabloid tersebut masih mudah ditemukan.
Pesan moral: bila ingin tahu cerpen dimuat atau tidak, sering-seringlah shalat di mesjid!

3 comments: