Sunday, December 12, 2010

Pasar Terapung Kuin dan Pulau Kembang: Ahad yang Indah!

Pagi buta, subuh lebih tepatnya, aku dan Ipul tba di halte depan UNLAM. Di sana sudah ada Ihsan. Berarti tinggal Acat dan Qori saja lagi yang ditunggu. Kulihat jam di HP, belum jam 6. Ya, sebelumnya kami memang sudah janji kumpul di halte depan UNLAM tepat jam 6. Kenapa sepagi itu? Karena bila tidak begitu kami tidak akan bisa menemui momen berharga yang sama-sama belum pernah kami lihat: Pasar Terapung Kuin.
Sebelum pukul 6, Qori dan Acat juga datang. Semuanya tepat waktu! Mereka berdua itu mahasiswa IAIN, begitu juga Ihsan. Sedangkan Ipul mahasiswa UNLAM, dan aku mahasiswa STIKES Muhammadiyah. Acara ini semacam reuni, sebab dulunya kami ialah teman dekat (sangat dekat) selama masa perjuangan di Pondok Pesantren Al Falah Putera. Tujuh tahun kami sama-sama hidup dan menimba ilmu di sana.
Kami tidak jalan Kuin, melainkan jalan Belitung. Di Kuin itu sewa kelotoknya mahal, bisa dua kali lipat daripada di Belitung, karena di sana ada makelarnya. Berbeda dengan di Belitung yang langsung ke pemilik kelotok. Samapai di pelabuhan, sudah menunggu di sana Paman Syafwani, sang pemilik kelotok yang sudah kucarter jauh hari sebelumnya.
Pukul 6.09, kami kami berlima sudah berada dalam kelotok. Kelotok dinyalakan. Berangkat!!!

Sulit dijelaskan bagaimana asyiknya menikmati pemandangan sungai saat matahari masih mengintip malu-malu. Pagi itu, aktifitas sungai sudah hidup. Banyak juga rombongan lain yang juga ke Pasar Terapung, bahkan ada beberapa orang turis asing. Ipul dan Qori asyik moto-moto dengan HP mereka, tak mau kalah dengan wisatawan lain yang menggunakan kamera lima-tujuh jutaan. Hehe...
Kami juga sempat makan soto Banjar di sebuah warung yang mengapung di tengah sungai Barito itu, ya, warung itu berupa kelotok. Hehe... Silakan dibayangkan. Banjar banget!
Sehabis makan soto itu, ketika matahari sudah pede menunjukkan diri, kami terus ke rute berikutnya: Pulau Kembang.
Jika pasar terapung Kuin masih bagian dari kota Banjarmasin, maka Pulau Kembang ini adalah bagian dari Kabupaten Barito Kuala. Seberangnya, tak lain ialah kecamatan Tabunganen, Barito Kuala.
Samapi di Pulau Kembang, puluhan monyet langsung menyambut kami, mengintai barang atau makanan apa yang kiranya bisa dirampas. Monyet-monyet itu memang terkenal dengan istilah "maling", karena bila kita memakai aksesoris atau memegang makanan, monyet-monyet itu akan dengan sigap merebutnya. Selamatlah sudah.
Untuk masuk ke Pulau Kembang, setiap pengunjung harus membeli tiket seharga 5.000 rupiah. Selain monyet, sebenarnya ada binatang lain yang ada di sana, binatang langka yang hanya ada di Kal Sel, yaitu Bekantan (masih satu spesis dengan monyet, hidungnya panjang). Namun sayangnya binatang itu pemalu, pagi sseperti ini mereka sudah sembunyi. Mereka hanya akan muncul saat pengunjung sepi. Berbeda sekali dengan monyet yang tanpa malu-malu merampas barang milik pengunjung. Di pulau itu, monyetnya luar biasa banyak. Beribu-ribu barangkali. Berada di sana, rasanya kita sudah seperti 'keluarga' mereka. Hehe...
Jam 8.30, kami beranjak, setelah puas bercengkerama dengan monyet-monyet itu. Pengunjung-pengunjung lain juga mulai pulang. Sampai pelabuhan, kelotok kubayar. Seratus ribu rupiah, sesuai harga kesepakatan sebelumnya. Cukup murah, karena kami berlima cuma perlu patungan 20 ribu perorang. Kami pun pulang ke tempat masing-masing. Senang sekali rasanya pagi ini. Di jalan beli koran Banjarmasin Post, lengkap kebahagiaanku karena hari ini cerpenku yang berjudul Gadis Ungun dimuat di.[]
(foto menyusul, nunggu si tukang foto)

15 comments:

  1. Pasar terapung yang kaya di Rcti itu ya

    ReplyDelete
  2. sayangnya lintas pulau, saya selalu penasaran dengan pasar terapung

    ReplyDelete
  3. Bukan. Yg di Rcti itu pasar terapung Lok Baintan. Bukanya lebih lama, jam 9 pgi msih banyak.

    ReplyDelete
  4. Nanti kalau suatu saat Anda ke KALSEL, kasih tahu aja saya.

    ReplyDelete
  5. wah saya pengen kesana ,kapan ya menikmati keindahan pasar terapung

    ReplyDelete
  6. Haha...disambut monyet karena buannya masih merasa bedingsanak wan kam dkk... :D

    ReplyDelete
  7. kam yg dingsanaknya... wkwkwk

    ReplyDelete
  8. lapor,,, nih link fotonya

    http://www.kontra24.org/2010/12/foto-bajalanan-ke-pasar-terapung-wan.html

    ReplyDelete
  9. Wahini msh rame kah ?? Setahun yg liwat tu suah ae kesitu, tpi kda rami lagi, kd kya bahari waktu jaman perjuangan....
    Lun hadang kunjungan balik na lach... :D
    Pendidikan Untuk Negeri Kita

    ReplyDelete
  10. haha... nyataai kada rami lagi, yang rami tu di Lok Baintan.

    ReplyDelete