Thursday, March 5, 2009

Februariku

1 = Sidang konverensi pemilihan ketua IKPPF (OSIS) dibuka. Sebenarnya ada atau tidak adanya aku di sidang itu tak akan berpengaruh apa-apa. Tak akan ada yang mencariku. Sebab di Al-Falah ini aku memang bukan siapa-siapa. Seorang blogger sepertiku, di sini tak akan ada nilainya.
2 = Sidang plenao I dimulai. Demisioner dari staf IKPPF terdahulu juga dilakukan. Itu berarti, 20 nama-nama staf baru berhak ikut transisi. Aku, tentu saja tak termasuk di sana, dan harus sabar menunggu sampai SK keluar barulah bisa jadi staf IKPPF.

5 = Pulang bulanan. Singgah ke warnet dulu. Karena keasikan, hingga tak terasa, begitu aku selesai, ternayata sudah jam 7 malam! Sementara untuk sampai ke rumah harus 2 kali lagi naik taksi. Syukurlah taksi jurusan Handil Bakti serta jurusan Gampa masih ada (yang terakhir).
6 = Bicara dengan tukang sablon baju yang ada di dekat rumahku, sebab aku harus mengurus soal baju FPP. Sialnya, lambang yang kubuat dengan susah payah ternyata salah format, sehingga harus mengulangnya dari awal menggunakan Corel Draw yang mana aku masih sangat awam menggunakannya. Hampir seharian aku membuatnya. Tak apa, semua demi FPP (Forum Pena Pesantren), komunitas penulis Al Falah yang dulu kudirikan bersama temanku, M. Noor.
7 = Kembali lagi ke Al Falah. Sebelumnya singgah dulu di DM, ke Gramedia buat beli 2 buku kumcer, dengan uangku sendiri tentunya. Tak apa, demi kemajuan FPP. Selain itu juga singgah ke warnet untuk mendaftar posting contest di acara Aruh Blogger ’09.
8 = Jadi ketua asrama Babus Salam, asrama yang sangat menyenangkan (meskipun banyak atapnya yang bocor dan air hujan dengan sukses menimpa kasurku). Hari ini aku juga main catur di SMADA. Kalah, itu pasti.
12 = Mencari kaos sama berwarna abu-abu sebanyak 17 lembar untuk baju FPP, terus pulang ke rumah. Sempat terjebak di Sultan Adam gara-gara Ilham yang ceroboh. Demi FPP, tak mengapa.
13 = .Ke tukang sablon mengantarkan baju-baju tersebut. Dan hari itu juga aku kembali lagi ke Al Falah.
17 = Kami, orang-orang yang tak berkualitas ini dilantik jadi staf IKPPF yang baru. Aku, tentu saja diletakkan di bagian minbat (minat dan bakat). Tapi asal kautahu, di minbat ini aku menderita, sungguh! Aku tersiksa! Tak perlu kautahu apa penyebabnya. Yang pasti, itulah awal hari-hari suramku yang penuh dengan kebencian. Sudut hatiku yang lain bersuara: “Allah tahu yang lebih baik untuk hambanya!”
24 = Aku dan Azmi ke Banjarmasin, tepatnya ke Axioo Center untuk memperbaiki laptop IKPPF yang rusak parah akibat pengurus sebelumnya. Tak jadi diperbaiki lantaran biayanya mahal tak terkira. Aku juga sempat beli bola sepak yang paling murah dan untuk mendapatkannya itu aku harus menyinggahi banyak toko olahraga hingga akhirnya di sebuah toko yang sudah tutup, namun terbuka sedikit, kutemukan bola sepak dengan harga 40 ribu rupiah.
26 = Pagi kamis ini aku, Aya, dan anak buah - anak buahku main bola. Ah, tubuhku rasanya remuk, maklum, sudah lama sekali tidak main bola. Tapi sungguh, sangat menyenangkan. Tak ada ketua dan wakil ketua asrama lain yang begitu akrab dengan anak buahnya seperti aku dan Aya ini. Siang ini juga pulang bulanan, dipercepat karena minggu depan adalah persiapan untuk acara Maulid Nabi di pondok pesantren kami ini.
28 = Pulang ke pondok dengan membawa cermin besar dan tikar sepanjang 9 meter untuk di asrama, juga membawa karpet karet untuk di kamar pribadiku. Repot bukan main. Sendirian pula.

No comments:

Post a Comment