Barangkali, dari semua karya Haruki Murakami yang diadaptasi menjadi film, Blind Willow Sleeping Woman adalah film yang paling memberikan kepuasan bagi para Murakamian (penggemar Haruki Murakami). Semacam fans service, seperti perayaan bagi karya-karya Murakami.
Meskipun mengambil judul dari salah satu cerpennya, Blind Willow Sleeping Woman, yang juga menjadi judul salah satu kumcernya, nyatanya film karya Pierre Földes ini tidak hanya memuat satu cerpen tersebut, bukan pula memuat cerpen-cerpen yang hanya ada dalam kumpulan cerpen tadi, melainkan gabungan dari beberapa cerpennya yang tersebar di beberapa buku, yaitu The Elephant Vanishes, After the Quake, dan Blind Willow Sleeping Woman. Canggihnya adalah, meskipun gabungan dari banyak cerpen, tokoh-tokoh dalam film ini terbatas: satu tokoh bisa jadi adalah beberapa tokoh dari cerpen-cerpen yang berbeda. Latar gempa Kobe tahun 1995 dalam kumcer After the Quake, di film ini diganti jadi gempa (+tsunami) Tokyo tahun 2011.
*
Film ini dibagi dalam 6 part. Film diawali dengan seorang lelaki menyusuri lorong panjang dengan lampu di atasnya, gambaran ini mengingatkan kita pada pembuka cerpen Dabchick, namun hanya sampai situ, tidak ada cerita Dabchick di sana, lorong bergetar, dan ternyata itu hanya mimpi.
Lelaki tadi (Komura) melihat jam di sampingya, pukul 3 dini hari, ia keluar kamar dan mendapati istrinya masih menonton TV, berita tentang gempa. Bagian ini jelas dari cerpen UFO in Kushiro.
Tokoh selanjutnya yang muncul adalah seorang pria paruh baya yang ternyata rekan satu kantor si lelaki di awal tadi. Pria paruh baya ini (Katagiri) tengah berenang dalam perut ulat raksasa, hanya mimpi tentunya. Dan dari gambaran ulat raksasa ini kita langsung paham bahwa peran si pria berumur ini adalah menjalankan cerpen Super-Frog Saves Tokyo.
Bagian cerpen selanjutnya yang dihadirkan adalah ketika Komura pulang dari kantornya dan mendapati sepucuk surat dari istrinya, surat perpisahan.
"Aku tidak akan kembali. Masalahnya adalah kau tidak pernah memberiku apapun. Atau lebih tepatnya, kau tidak punya sesuatu pada dirimu yang bisa diberikan padaku. Memang kau orang baik, tapi tinggal bersamamu seperti hidup dengan kantong udara. Itu bukan salahmu....."
Di surat itu juga ada soal kucing mereka yang hilang yang bernama Noboru Watanabe. Hmm, ini masih bagian dari cerpen UFO in Kushiro. Sementara tentang hilangnya kucing mereka itu dari cerpen The Wind-up Bird and Tuesday's Women. (Istri yang pergi, dan kucing yang hilang, kedua hal ini juga ada dalam novelnya Wind-up Bird Chronicles)
Si lelaki pulang ke kampung halamannya, menemani adik sepupunya ke dokter THT. Nah, ini dia hidangan utamanya, cerpen Blind Willow Sleeping Woman. Meskipun nyatanya, cerita dari cerpen ini bukanlah porsi terbesar film. Sedikit menarik dari bagian ini di mana dialog soal jam tangan, yang berganti jadi soal ponsel. Sound track series Money Heist, "Bella Ciao" juga menjadi hal menarik di bagian ini.
Bagian berikutnya, Komura diminta teman kantornya mengantar paket ke Kushiro. Hm, ini pun juga bagian cerpen UFO in Kushiro. (Tidakkah UFO in Kushiro harusnya jadi judul film ini?)
Lalu selanjutnya cerita istri Komura. Ia sedang bercerita pada seseorang di kafe, tentang kejadian aneh saat ulang tahunnya yang ke-20. Ya, ini jelas cerpen Birthday Girl. Dan ini cerpen versi buku, bukan versi majalah Harper's. Ada sedikit tambahan ketika cerpen ini hadir dalam bentuk buku, bukan sesuatu yang penting, hanya sedikit repitisi. Dan hal itu muncul dalam film ini.
Muncul pula bagian Komura memasak Spaghetty, mengingatkan kita cerpen The Year of Spaghetti. Meskipun tidak ada cerita yang terjadi di cerpen itu.
Pencarian Komura akan kucingnya yang hilang membawanya ke halaman belakang tetangganya yang seorang gadis, sebagaimana dalam cerpen The Wind-up Bird and Tuesday's Women. Melihat halaman belakang yang luas dengan rumput yang rapi membuat Komura bercerita pada gadis itu pengalamannya sebagai pemotong rumput, dan itu mengingatkan kita pada cerpen The Last Lawn of the Afternoon.
*
Komura dan Katagiri adalah dua tokoh utama penggerak film ini. Hal-hal yang terjadi di sekitar Komura silih berganti dengan kejadian-kejadian di sekeliling Katagiri dan dirinya. Namun anehnya, entah ini hanya kesalahan interpretasi saya, meski kejadian-kejadian pada kedua tokoh ini bergantian, yang artinya masih di waktu yang sama, nampaknya gempa dan tsunami sudah terjadi saat menceritakan tentang Komura, namun sepertinya gempa itu masih belum (atau mungkin tidak pernah?) terjadi saat cerita berganti ke sudut Katagiri.
Bagi penggemar Murakami seperti saya, tentu film ini sangat memuaskan, menjadi cara tersendiri dalam menikamti karya-karya Murakami, meskipun barangkali ada pula Murakamian lain yang mungkin terganggu karena merusak imajinasi yang sudah ada di kepala mereka dengan imajinasi dari sang movie maker.
Comments
Post a Comment