Senja kian tua. Getaran nafas kita, berteriak dalam kenaifan. Cinta memainkan lakonnya.
"Sudahlah, tak ada yang patut disalahkan, kita begitu berbeda dalam banyak hal, kecuali rindu yang belum kunjung habis."
Atau hujan bergerombol membelai kulit wangimu, dan kedinginan terus mengintaimu.
(Banjarmasin Post, Minggu, 7 Agustus 2011)
mantap....puisinya hehehehhe..lama tak berkunjung nah...!
ReplyDeleteDasar jarng update ulun wyhni. Hehe. . Sma, u jw lws kd brknjung.
ReplyDeleteCinta puisi ya...?oh salah :puisi cinta ini ya"
ReplyDeleteDua-duanya bener. Hehe. . . Makasih kunjungannya. .
ReplyDeletepuisi yang pendek, tapi diksinya menarik hingga menjadi jalinan larik2 puisi yang indah dan eksotis. salam kreatif.
ReplyDeleteHehe. . . Dapat pujian rupanya. Makasih. . .
ReplyDeletemaklumlah aktivitas blogging sekarang mulai turun...hehehhe..
ReplyDelete