"Allahumma' jurni fi mushibati... wakhlufli khairan minha..."
Ya Allah, berilah pahala pada musibahku, dan gantikanlah untukku yang lebih daripadanya."
Demikian doa yang diajarkan baginda Nabi Muhammad SAW jika kita mendapat musibah, apapun itu. Seperti yang barusan kualami pagi tadi. Aku sedang di kampus dan mau pulang ke rumah guna mengistirahatkan badan dan kepala, rencananya akan ke kampus lagi pukul satu siang karena ada mata kuliah Biologi Sel pada jam satu itu. Begitu sampai di parkiran depan kampus, tahu-tahu Mio putihkuyang luar biasa kotor lantaran 4 hari ini komplekku banjir sudah penuh lecet di sisi kirinya. Pasti karena jatuh. Huh, sialan.
Kutanya tukang parkir demi meminta pertanggung jawaban, namun dengan entengnya paman itu bilang, "Tadi bekas ada yang menyenggol, terus rabah..."
Ah, ingin sekali rasanya marah, tapi dengan siapa??? Orang yang ceroboh itu pasti sudah tidak ada di sini dan aku tidak tahu siapa.
Motor ini sebenarnya milik ibuku. Aku baru akan dibelikan motor sendiri paling cepat bulan depan. Melihat motor ini lecet, pasti nanti ibu dan ayah marah besar.
Tapi ya sudahlah (Bondan). Lain kali kalau kuliah di kampus dua parkirnya di depan gereja saja, lebih aman dan tidak terlalu sesak.
Sambil membaca doa tadi kunyalakan motor dan kupasang helm.

Oh, tidak! Rupanya kaca helmku juga penuh lecet. Aku tidak akan geram seperti ini seandainya helm ini sudah "buruk". Tapi ini tak sampai satu hari bermahkota di atas kepalakuyang gagah ini, baru kemarin siang aku beli dengan mengalokasikan "dana kelangsungan hidup" jatah dua bulan memakai perhitungan ekonomi yang paling akurat dan paling efektif. Ah tidak....!!!*keluar asap dari hidung dan telingan*
Ya Allah, berilah pahala pada musibahku, dan gantikanlah untukku yang lebih daripadanya."
Demikian doa yang diajarkan baginda Nabi Muhammad SAW jika kita mendapat musibah, apapun itu. Seperti yang barusan kualami pagi tadi. Aku sedang di kampus dan mau pulang ke rumah guna mengistirahatkan badan dan kepala, rencananya akan ke kampus lagi pukul satu siang karena ada mata kuliah Biologi Sel pada jam satu itu. Begitu sampai di parkiran depan kampus, tahu-tahu Mio putihku
Kutanya tukang parkir demi meminta pertanggung jawaban, namun dengan entengnya paman itu bilang, "Tadi bekas ada yang menyenggol, terus rabah..."
Ah, ingin sekali rasanya marah, tapi dengan siapa??? Orang yang ceroboh itu pasti sudah tidak ada di sini dan aku tidak tahu siapa.
Motor ini sebenarnya milik ibuku. Aku baru akan dibelikan motor sendiri paling cepat bulan depan. Melihat motor ini lecet, pasti nanti ibu dan ayah marah besar.
Tapi ya sudahlah (Bondan). Lain kali kalau kuliah di kampus dua parkirnya di depan gereja saja, lebih aman dan tidak terlalu sesak.
Sambil membaca doa tadi kunyalakan motor dan kupasang helm.
Oh, tidak! Rupanya kaca helmku juga penuh lecet. Aku tidak akan geram seperti ini seandainya helm ini sudah "buruk". Tapi ini tak sampai satu hari bermahkota di atas kepalaku
Yakin aja dgn doanya mas, dan ditunggu kedatangan gantinya.
ReplyDeleteYa, semoga saja. Amin. . .
ReplyDeletesabar.... sabar........
ReplyDeleteMemang mudah utk brkata sabar, tp sulit utk m'laksanakn x, tp kta yg hnya bsa ranty ucpkn saat ini hanya "Sabar". . Pzti ada hikmah x. Cey!
ReplyDeleteyap, terpaksa harus sabar.
ReplyDeleteOke. Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian.
ReplyDeleteWkwkwkwkw........seandainya ku kawa melihat ekspresi muha kam wkt itu...pasti ketawaku luar biasa meledak...(tp ini bukan bermaksud menertawakan musibah kam)...peace...
ReplyDeleteUmpat jua sidin memakai judul lagu Bondan,,,,salut aku, ikam bisa bepadah, "Ya Sudahlah"...
Keep Smile,,, :)
nyawa lecet haja...pun unda patah cikutan rem nya.....kada kawa ai,mun handak kawa...ikam ai tukarakan.....hahay
ReplyDeleteBeh, talalu kam ni. Iya am nah, uumpatan kam aku pakai lagu Bondan. Biasanya aku dasar ikhlas jua pang. . . Wkwkwkwk.
ReplyDeleteTukarakan jar. . . . Kawan kena kanker kronis jw nah. Handak mangganti kacanya ja kada kawa, jangankan itu, makan gasan esok gen bingung nah.
ReplyDeleteSabar nak la..pyan jangan sarik na...mungkin tuh ujian kesabaran untuk pyan lebih dan lebih bisa menerima kenyataan..walaupun kenyataan itu bikin hati jadi geraaaaammm....he..he..he...ayah kada marah na..kada tau na kalo ibu pyan...
ReplyDeleteWeh. . . Ada "ayah". Lwas kd klhatn nh. . . Inggh Ayah, uln sbr ja.
ReplyDeletehe..he..he...lawas banar Ayah kada singgah na...maafkan ayah lah..?? wayah ni ayah akan aktif kembali mengunjungi pyan sabarataan...salam kangen dari Ayah...
ReplyDeleteSbuk maapa hja neh?
ReplyDeleteyang lalu biarlah berlalu...
ReplyDeletehehe... emang udah berlalu
ReplyDelete