Senja buram di pelupuk mata
Sementara kuharap kita masih terbuai dalam bahasa kita
Meski, bahasamu hanya bisu, yang merekah dan tumpah
Di antara temaram lampu-lampu taman
Serta gerimis dan hujan
Merintik menjadi sajak
Bertingkah, pongah
Maka bait-bait kini kehilangan nafas
Walau yang paling vulgar sekalipun
Sebab senja tak memiliki kata
Sebab aku masih tersesat memburu makna!
(Dimuat di harian Media Kalimantan, edisi Minggu, 3 April 2011 dan dibukukan dalam antologi puisi Teriakan Bisu)
Sukaaa buangettt sma fto x. .
ReplyDeleteNgerti co va mksud x. .
cantik nian pictnya brother ck ck kita tukaran ya zian ke sulawesi aku ke rumah istri aku di kalimantan
ReplyDeleteTema postingan kita kok ya sama ya mas, sama 2 tentang senja. :)
ReplyDeleteiyaaah gambarnya baguuss..uraian katanya jugaa,,makna..tema skripsku heheheeh
ReplyDeletekalau saya tuh g begitu bisa memkanai puisi, jadinya mencoba belajar aja
ReplyDeleteWayoo...makna apa yg handak diburu.
ReplyDeleteBilang puisi tarus nah...ungkapan hati yg lagi bahagia..haha
Senja yang tidak senja
ReplyDeleteada apa ini ?
ReplyDeleteterkesan, pagat
:D