Pagi ini aku datang ke kampus agak telat. Memang, masih belum terlambat, tapi parkir di depan kampus 2 STIKES MB (Muhammadiyah Banjarmasin) sudah penuh. Maka seperti biasa, aku pun memarkir Mio putihku di halaman bangunan yang berada tepat di samping kampusku: Gereja Eben Ezer!
Tak kusangka, sewaktu kecil dulu, aku yang seorang muslim dengan orang tua dan keluarga muslim, serta lingkungan yang Islam, selalu ngeri bila melihat bangunan dengan atap tinggi itu. Tapi sekarang, hampir tiap hari aku memarkir motor di sana, di halaman bangunan yang barangkali (hanya tebakanku saja) namanya diambil dari kata Ibnu Uzair=Anak Uzair.
Di kampus kami ini parkir gratis, termasuk parkir di halaman gereja itu. Seorang satpam gereja yang wajahnya sudah tak asing lagi bagi kami merapikan dan menjaga motor-motor di sana.
Biar pun aku sudah sering menaruh motorku di halaman Gereja Eben Ezer itu, tapi kali ini aku merasa agak lain, merasa ada yang baru kusadari. Saat melihat langsung satpam itu merapikan motor salah seorang mahasiswi yang tampak terburu-buru, ada satu kata yang tiba-tiba hinggap di benakku: kebaikan. Ya, kebaikan. Cuma itu kata yang paling tepat untuk menjelaskan semuanya. Aku tak tahu satpam itu beragama apa, namun yang jelas kampus kami adalah kampus Islam tulen, kampus milik Muhammadiyah.
Ah, andai antar umat beragama mau selalu berbagi kebaikan...
"lihatlah apa yang diomongin, bukan siapa yang ngomong" bener gak ustad? :mrgreen:
ReplyDeleteYup.... benar sekali!
ReplyDeleteya, andai selalu spt itu ya.
ReplyDeleteBner bgt mas zian. . He. .
ReplyDeleteindahnya kebersamaan ;)
ReplyDeleteIt's the very thing i want to catch. Thanks!
ReplyDeleteThis is the wonderful thing i spend long time to find
it.
Yuhu...Thx dAH kunjung bro.....
ReplyDeleteKebaikan memang ada dimana-mana, kadang manusia sendiri yang membatasinya..
ReplyDeleteanaknya lucu-lucu
ReplyDeleteCuma gambarnya kok.
ReplyDeletebenar, tapi harus dimulai dari diri kita sendiri.
ReplyDeleteKok pkai Mas sih?
ReplyDeletememang.
ReplyDeleteYes yes!!!
ReplyDeletesama-sama bro
ReplyDeleteJadi kita memang harus membagi-baginya
ReplyDeletemasih untung kam markir disitu...coba bayangkan, kayapa mun ikam memarkirnya dipasar lama...wkwkwkwk
ReplyDeletekebaikan --sama dengan kejujuran, memang mata uang yang laku dimana-mana bos.....
ReplyDeletehmmm....maaf baru menamu ke rumah ini....
Knapa jua kisahnya jadi sampai kesana memarkir.
ReplyDeleteGak papa, makasih kunjungannya mas.
ReplyDelete