"Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa" (Al Qur'an Surah Al Baqarah: 183).
"Berpuasalah kalian, niscaya kalian sehat" (Hadist Riwayat Thabrani).
Wah, belum apa-apa sudah disuguhkan ayat Al Quran dan Hadist Nabi. Kayak khutbah aja ya?
Bukannya mau khutbah, namun tulisan di bawah ini tidak akan jelas tanpa dua hal tersebut.
Baik, telah kita ketahui bersama bahwa setiap perintah Allah pasti mengandung hikmah (manfaat) bagi kita bila kita melaksanakannya. Begitu pula dengan perintah puasa yang kita lakukan sekarang ini. Banyak sekali hikmah yang akan kita dapat bila kita berhasil melaksanakannya dengan baik dan benar. Di antaranya ialah supaya kita menjadi bertakwa, sebagaimana ayat yang telah saya sebutkan di atas. Takwa itu sendiri mengandung makna yang sangat luas. Tapi secara garis besar takwa bisa diartikan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Selain itu, sebagaimana hadist Nabi, puasa bisa membuat kita sehat.
Nah, yang jadi pertanyaan sekarang adalah, berhasilkah puasa kita?
Untuk menjawab ini, ada beberapa hal sederhana yang bisa menjadi ukuran keberhasilan puasa kita:
1. Volume Konsumsi Makan dan Minum
Apakah jumlah konsumsi makanan dan minuman kita di bulan Ramadhan ini lebih sedikit dibanding bulan lain? Jika ternyata lebih banyak, berarti puasa kita belum berhasil. Sebab nafsu makan dan minum adalah hawa nafsu paling dasar yang harus kita kendalikan selama bulan puasa.
2. Berat Badan
Jika kita berpuasa dengan benar, maka akan terjadi pengurangan jumlah konsumsi makan, dan itu tentunya berdampak pada berat badan. Apabila berat badan kita justru bertambah, maka bisa dipastikan kita adalah makhluk 'pendendam'. Siang hari kita tahan nafsu makan kita, tetapi malam hari nafsu itu tumpah tak terkendali. Ini artinya puasa kita belum berhasil.
3. Sadakah dan Amal Sosial Lainnya
Sederhananya, karena di bulan Ramadhan ini waktu makan kita yang asalnya tiga kali menjadi dua kali, berarti tiap hari kita telah menabung. Sehingga di akhir Ramadhan kita akan sangat mudah mengeluarkan sadakah/zakat/infaq.
Selain itu, rasa lapar dan haus yang mendera kita selama berpuasa, seharusnya bisa membuat kita merasakan bagaimana menderitanya orang miskin yang sangat sulit mencari makan. Jika kita tetap sulit mengeluarkan sadakah, maka berarti puasa kita masih belum menuai hasil.
Sebenarnya masih banyak yang bisa menjadi ukuran, apakah puasa kita berhasil atau tidak, sehingga hikmah-hikmah puasa bisa kita peroleh. Namun saya rasa tiga hal itu sudah cukup.
Jadi, mumpung bulan puasa belum berakhir, alangkah baiknya bila kita memperbaiki puasa kita.
Selamat beribadah.
weiicch....kw jd penceramah ne,,!!!
ReplyDelete@ barang aja
ReplyDeleteIndah. Indah aku jadi penceramah.
kawa dah jadi ustadz, kalau ustadz ahmad haur bapadah lawan sidin ikam za yang menggantikan sidin.
ReplyDeletehe,he,he...
@ rony danuarta
ReplyDeleteHahaha... Menggantikan sidin tun syaratnya harus ada kalimat "jadi agar supaya diperhatikan, dan sebainya"
Astagfirullah.3x
kapan kapan blue mau di ceramahin olehmu sobat
ReplyDeletebiar blue selalu dapat ilmu agama heheh....
met berbuka puasa yah
salam hangat selalu
@ dobleh yang malang
ReplyDeleteDi sini buka puasanya sudah satu jam yang lalu. Hehe.
sahuur....sahuur....
ReplyDeletePg 2 walking nc...,eh mlh,mndngr zian crmh. Kpks4 dc make air phone.
Hehe...
sadang dipikirakan dosa sorang tuh, hoho
ReplyDeletetu kaann.. bundo bilang juga zian itu santri pintar.. :)
ReplyDeleteterimakasih sharingnya zian..
mari kita lewati bulan penuh berkah ini dengan semangat 45
ReplyDeleteoke mas.
ReplyDeleteterimakasih saranya...
salam peace
@ ansar
ReplyDeleteHaha,,,, Sialan! Awas kam kena!
@ RainTurb
Lawas dah ku mikirakan, tapi masih kada tahu gasan diapaakan.
@ nakjaDimande
Kwkwkwkwk....*pipi merah*
@ ppikabbanjar
Iya, perlu semangat.
@ andipeace
sama-sama.
Mi, yang dimaksud tags tu apa garang??
ReplyDelete@ Syarief el-baly
ReplyDeleteAduhai kam ni, batakun di sini.