Unik! Ya, itulah kesan pertama yang muncul ketika melihat buku terbaru karya novelis nomor wahid di Indonesia ini bertengger di rak buku Gramedia. Hal unik itu ialah dua novel (dwilogi) yang digabung dalam satu sampul, namun buku yang kedua posisinya dibalik, sehingga keduanya tampak berbelakangan, dan kedua kovernya jelas terlihat, mungkin untuk lebih menegaskan bahwa sebenarnya buku ini terdiri dari dua novel.
Judul pertama dari dwilogi ini ialah "Padang Bulan" dan yang kedua berjudul "Cinta di Dalam Gelas". Dwilogi ini merupakan sambungan kisah si Ikal dari buku-buku sebelumnya, yakni tetralogi Laskar Pelangi, dan juga merupakan jawaban bagi pembaca yang mempertanyakan kenapa novelnya Maryamah Karpov hanya berisi secuil tentang "Maryamah Karpov", karena dalam kedua novelnya ini hampir seluruhnya bercerita tentang kehidupan Maryamah Karpov yang mempunyai nama kecil Enong.
Padang Bulan, sebagai buku pertama dwilogi ini, bercerita tentang bagaimana Maryamah kecil (Enong) yang sangat menyukai pelajaran Bahasa Inggris serta bagaimana keluarganya. Ibu dan Ayah Enong adalah sepasang suami istri yang saling mencintai, sangat amat mencintai, dengan cara mereka sendiri. Kisah mereka membukakan pemahaman kepada kita tentang arti cinta sejati. Di bab pertama kita langsung disajikan dengan sebuah cerita yang lucu, namun berujung mengharukan. Sangat khas Andrea Hirata.
Enong sendiri adalah wanita tangguh yang harus menanggung beban keluarga sejak umurnya 14 tahun. Dia wanita pertama yang bekerja sebagai penambang timah, dengan berbagai rintangannya. Tokoh Enong mengajarkan kita bahwa hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, dan betapa sebetulnya kerja keras dapat membuat segalanya menjadi mungkin.
Di novel Padang Bulan ini Andrea juga bercerita mengenai dirinya dan cinta matinya: A Ling. Dia sempat kehilangan A Ling, dikarenakan kehadiran sosok baru bernama Zinar. Dengan bantuan temannya, Detektif M. Noor, Ikal menyelidiki siapa Zinar dan berusaha mengalahkannya dengan berbagai cara, yang sangat gila!
Kemudian di novel kedua, Cinta di dalam Gelas, kisah Enong yang kini telah menjadi dewasa berlanjut. Cerita semakin seru dengan tokoh-tokoh baru yang bermunculan. Di novel kedua ini, kita semakin sadar tentang pentingnya kerja keras dan pantang menyerah. Di sini pula cerita bagaimana sebutan Maryamah Karpov muncul.
Riset yang dilakukan Andrea Hirata mengenai kehidupan sosial orang-orang di daerahnya tampak jelas di sini. Seperti bagaimana ia--dengan sangat lucu--memahami watak seseorang dari jenis kopi yang disukai, bagaimana cara seseorang tersebut memegang gelas kopi, serta jumlah berapa gelas kopi yang ia minum.
Seperti buku-buku sebelumnya, kedua novel ini dengan gaya khas Andrea Hirata (menurut Salman Faridi): menertawakan kepedihan, memarodikan tragedi, dan mengkritik tanpa menjadi sarkastik, membuat saya kembali terkagum-kagum menikmati kelihaiannya menuangkan kata-kata.
Singkat kata, dwilogi ini menghadirkan semuanya untuk kita. Selamat membaca!
pengeeeeeeen...
ReplyDeletetapi belum ada budget >.<
musti sabar ampe awal bulan nie hehe...
Kalo mau murah jgn beli di Gramed mba...
ReplyDeletekeren ni keknya... tapi sayang ak orang yg ga kuat baca lama... hehehehe...
ReplyDeleteSetelah membaca satu bab saja, kamu bakalan begadang semalaman untuk menyelesaikannya...
ReplyDeletemusti dpt nih...
ReplyDeletelngsung mluncuuuur....
seruuuuu bgt sob critanya... hrs beli nih biar gak pnasaran
ReplyDeleteyup..
ReplyDeleteYa, betul itu
ReplyDeleteNtar kalau sudah di Indo dan ke Yogya beli novelnya. Buku bcan masih menumpuk ^^
ReplyDeleteSaya tak sabar nak baca buku ni. Hanya akan ada di Malaysia minggu kedua bulan Augustus..
ReplyDeletewah...kayaknya bagus nih...jadi pengen beli....
ReplyDeleteehmmm... mungkin juga... novel yang pernah selesai satukali baca cuman Ketika Cinta Bertasbih... ak baca dari sore sampe pagi esok harinya...
ReplyDeletebaru menuntaskan yang Padang Bulan dan masih tenggelam dalam Cinta di Dalam Gelas
ReplyDeleteSeru, lucu, dan mengalir ^_^
*kunjungan balasan ^_^
terimakasih informasinya
ReplyDeleteSama2.
ReplyDeleteYa, musti...
ReplyDeleteemang sekarang di mana?
ReplyDeleteOh, gitu ya...
ReplyDeleteHarus.
ReplyDeletehaha... emang lucu.
ReplyDeleteaku belum pernah membaca novel karya Andrea Hirata :P
ReplyDeletebiasa bacanya teenlit hehe :D
Haha
ReplyDeleteTapi yg ini dijamin lebih seru daripada teenlit
ya.memang asyik dan seru sekali baca karya andrea hirata.kami sek punya tetralogi lask pelangi dan dwilogi padang bulan.kel bsr saya semua bc novel2 andrea.bs menangis dan tertawa dg sebenarnya.bahkan saat ini, entah keberapa kalinya,putri kecil kami tengah nonton film sang pemimpi.dan saat ini di rumah kami,penghuni dua kmr berbeda, tengah menyelesaikan bc dwilogi padang bulan.semalam saya tertawa lepas gara2 ksh peninggi badan.duh leganya,sdh lama ga tertawa sperti itu.
ReplyDeleteMasya Allah, bahagianya punya keluarga seperti keluarga Anda.
ReplyDelete