Dulu aku bosan, pagi-pagi sekali sudah harus bangun, mandi, berwudhu, lalu ke mushalla, berperang dengan dingin yang menyengat, shalat subuh berjamaah.
Dulu aku bosan, untuk sarapan saja harus jauh-jauh berjalan ke ruang makan, dengan lauk ikan asin.
Dulu aku bosan, sebelum ke kelas ke mushalla dulu untuk shalat sunat duha berjamaah, setelahnya mendengarkan pidato mudir (pimpinan pondok) yang sangat membosankan itu.
Dulu aku bosan, dari jam 7.30 sampai jam setengah satu siang harus duduk di kelas (cuma diselingi satu kali istirahat selama setengah jam), memelototi kitab-kitab dengan bahasa arab yang tidak ada barisnya.
Dulu aku bosan, sepulang sekolah saat lelah berada di puncak, sebelum bisa berbaring cukup lama, panggilan dari mic mushalla menyuruhku bangkit kembali guna shalat zuhur berjamaah.
Dulu aku bosan, makan siang dengan jadwal seperti ini terus:
Jumat= telur masak habang/kare
Sabtu= ikan asin+sayur osengan
Ahad= ikan laut+sayur bening
Senin= ayam masak habang/sop
Selasa= ikan laut+ sayur lagi
Rabu= telur rebus+mie (yang warnanya merah)
Kamis= lagi-lagi ikan laut+sayur
Begitu terus sepanjang tahun, sampai tamat....
Dulu aku bosan, jam 2 siang masuk kelas lagi. Kali ini sekolah MA, pelajarannya layaknya di SMA/MA. Siang-siang begini biasanya hanya sedikit yang masuk, paling cuma3-5 ornag, yang lainnya tidur karena sudah kelelahan. Gurunya pun hanya sedikit yang datang, kalaupun datang semua, itu pun tidak lengkap, masih banyak pelajaran yang tidak ada gurunya. Huh, sungguh memprihatinkan...
Dulu aku bosan, sore setelah shalat ashar air di kolam sudah kering, terpaksa mandi dengan cara antri gayung di satu kran yang airnya sungguh tak bisa dibilang deras. Maka setengah jam lebih, baru selesai mandi. Sesudah itu biasanya aku ke kantin, bila uang masih ada, bila tidak ada aku ngutang, haha....
Dulu aku bosan, dari jam 6 sore sampai setelah shalat isya, hanya berada di mushalla mengikuti kegiatan pengajian, membaca rawatib, tadarus, shalat berjamaah, dan sebagainya.
Dulu aku bosan, sedikit saja salah maka dipanggil ke asrama khusus untuk tempat menyanksi. Mungkin sudah berpuluh-puluh kali aku disanksi.
Ah, tapi sekarang, aku justru merindukan semuanya itu...
Kapan kita bisa seperti dulu lahi, kawan?
wahwah,,,rame banget,,,salam hangat,,,
ReplyDeletesemua yang terjadi kada kawa diulang ... menjadi kenangan dah :)
ReplyDeletedan kenangan tu indah dikenang jar
iih, hanyar ja sadarnya...
ReplyDeletesalam juga...
ReplyDeletekenangan .... hiks ...
ReplyDeleteHmm....kurang lebih ja wan postinganku, merindukan kebersamaan. Aku masih ada harapan mengulang semuanya, tp settingnya kd di SMA lagi N tanpa warna putih abu-abu.
ReplyDelete(masa lalu tak mungkin berubah menjadi masa depan, yang bisa dilakukan mungkin memang hanya 'mengenang') *peaCe*
ga sadar klo cinta sebelum kehilangan ya?begitu deh....
ReplyDeletenapa, kam kaingatan al falah jua kah?
ReplyDeletemun kaya kenanganku ni kada mungkin kawa terulang.
ReplyDeletehaha, betul sekali...
ReplyDeleteTahu ae aku, di Al Falah gawian kam tu guring ja...
ReplyDeleteBeh, disambatnya am. Jurangtu badiaman ja ham ai, kaina tahu yg lain.
ReplyDeletekenangan indah tak pernah mati. jalan di depan lebih perlu diperhatikan. selamat datang di kehidupan manusia. cakrawala, cakrawala... indahnya!
ReplyDeletesama, aq juga rindu dengan semua itu.....
ReplyDeletehaha... akhirnya saya bisa juga merasakan menjadi manusia sebenarnya.
ReplyDeletehaha,,,, napa jadi ampih badahulu.
ReplyDeletebosan yang berlalu, kenangan yang tak membosankan ...
ReplyDeleteSalam kenal badingsanakan dari Ampah ... (Barito timur) ....
ReplyDeleteNah, betul sekali. begitu ternyata rumusnya.
ReplyDeleteSalam kenal juga dari Marabahan... (Barito Kuala)
ReplyDeletekm handak mengulangnya pulang kahh???
ReplyDeletemasuk z pulang k'Al falah,kelas Tjhizi lagi....Nyaman terulang lagi kenangan2 itu...
Mengobati rasa rindumu....
Jakanya berataan kakawanan alumnus XXX mendaftar pulang, mendaftarai jua.
ReplyDelete