Malam pertama bulan Ramadhan ini aku lebih memilih shalat tarawih di rumah daripada di langgar yang ada di kampungku. Bukan, bukannya aku tak ingin bersosialisasi dengan masyarakat, atau karena takut jika disuruh menjadi imam (aku punya cara ampuh untuk menolaknya). Tapi karena aku sudah bisa membayangkan bagaimana keadaan langgar malam ini.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jamaah yang penuh sampai-sampai tidak muat, jamaah perempuan yang lebih banyak dari jamaah laki-laki (mungkin perempuan-perempuan itu tidak tahu bahwa perempuan lebih afdol shalat di rumah, di kamarnya, atau karena memang mau mencari gebetan), anak-anak yang ribut, lantai yang kotor, pekikan shalawat yang amburadul, remaja-remaja pengangguran yang nongkrong di pinggir jalan(berharap kalau-kalau menemukan jodohnya di sana), serta muda-mudi yang mojok di jembatan dekat langgar.
Ya, begitulah keadaan di kampungku, mungkin begitu pula di kampung lain. Momen tarawih malah dijadikan ajang maksiat seperti yang terakhir kusebutkan.
Sekarang ini, nuansa keislaman memang semakin luntur. Pantas saja Islam tak pernah bisa maju. Sebab para pemeluknya sudah tidak lagi peduli dengan ajarannya. Mereka lebih mementingkan dirinya sendiri daripada agamanya.
Hah, sepertinya semakin panjang postingan ini malah semakin ngelantur dan tak fokus.
Pokoknya, selamat menjalankan ibadah di bulan penuh rahmat ini.
Mungkin aku ikut berjamaah di langgar nanti saja, saat malam sepuluh ke atas, saat jamaah mulai hanya tinggal satu saf.
kt kyk x brnsb sm...,tp sory mlm td q trwh lh..,kd ky st...,online mulu !
ReplyDeleteQ jg hwtr dngn orng kmpng q...,tp gk ap2 nmx jg ank md, pngn yg br trz...
@ ansar
ReplyDeleteketahuannya am aku onlen haja.
sama dengan kampung ku bro...
ReplyDeletenggak tertib sekali...
lebih nyaman shalat dirumah...
selamat berpuasa...
Biasa dimalam2 pertengahan dan terakhir peserta tarawih mengalami kemajuan...he..he...
ReplyDeletekalo gw tarawihnya di hutan
ReplyDeletemarhaban ya ramdhan, maa flahir dan bathin
@ Berry Devanda
ReplyDeleteMet puasa juga., duh, udah lapar ni...
@ aap
Maju safnya, haha...
@ zulhaq
Maafkan juga saya
Mohon maaf atas segala kesalahan dan khilafku, dan selamat melaksanakan ibadah puasa.
ReplyDeleteselamat menuaikan ibadah puasa.........
ReplyDelete@ fery 79
ReplyDeleteSama-sama, maafkan juga salahku
@ rony danuarta
Ya, ya, aduh, parutku babunyi dah.
semoga Langgar di kampung zian, sebentar lagi dipugar jadi luas. amiin..
ReplyDelete@ nakjaDimande
ReplyDeleteHaha, buat apa? Orangnya juga bakal berkurang sendiri.
waduh, alasan banar sekira kada ke langgar neh
ReplyDelete@ RainTurb
ReplyDeleteHaha, hidup pulang sidin nah.
kampungnya dimana, bos ?
ReplyDeleteasya juga malam pertama tarawih di rumah
Tega banar xwa lwan kawan,Mie lehh.......:-(
ReplyDelete@ warm
ReplyDeleteDi puntik, mandastana, batola
@ ithay
Tega apanya? Kada situ lah yg tega.
100%....
ReplyDeletebjur bnr pa ya anta tlis tu,,,
@ barang aja
ReplyDeletebujur kolernya, iya kalo?
Aslkm, wah sama persis seperti di kampungku.
ReplyDeletemet mjlankan ibadah puasa y...mohon mAv kalo aq ada salah.
@ rakhma
ReplyDeletesama sama. Met puasa juga.